Posts

Showing posts from March, 2016

Aplikasi Teori Perkembangan Peserta Didik Menurut Perspektif Islam Terhadap Pembentukan Perilaku Siswa Kelas 1 SD

Aplikasi Teori Perkembangan Peserta Didik Menurut Perspektif Islam Terhadap Pembentukan Perilaku Siswa Kelas 1 SD A. Merasakan Adanya Masalah Masalah yang sering dihadapi para pendidik dalam mengajarkan ilmunya pada siswa-siswa kelas 1 SD adalah kesulitan pendidik tersebut untuk membentuk perilaku siswa tersebut menuju prilaku yang baik dan benar. B. Eksporasi & Analisis Masalah Berikut ini akan dibahas beberapa fase peserta didik menurut perspektif Islam, diantarabya : 1. Neo Status > Kelahiran sampai minggu keempat Pada masa ini bisa dikatakan sebagai fase permulaan dari kehidupan manusia. Pada fase ini mula-mula seorang anak dilahirkan dari rahim Ibu. Kemudian perlahan-lahan anak ini tumbuh dan berkembang sampai mencapai usia minggu ke empat dengan ciri-ciri sebagai berikut : - Periode motorik - Tidur sepanjang hari dan sepanjang malam - Penglihatan masih kabur -Pandangan berkembang sebelum lahir dan kesenangan terhadap bunyi detak jantung Ibunya. Pada fase ini para oran

THE WELCH WAY: “MENERKAMLAH” SETIAP HARI

Sepanjang karier Jack Welch, ketika ditanyakan perihal pencapaian utamanya, ia menjawab dengan mengatakan bahwa ia berharap telah bergerak lebih cepat. Kecepatan dan “menerkam setiap hari” penting bagi Welch. Suatu kali ia berkata, “Saya sudah berkecimpung di bidang ini selama 20 tahun. Coba bayangkan jika saya dapat melakukannya dalam 10 tahun, seberapa lebih baik 10 tahun terakhir ini. Di arena persaingan dengan kecepatan kilat dewasa ini, Welch sadar bahwa kerap kita tidak mempunyai waktu selama berhari-hari untuk mempertimbangkan atau berminggu-minggu untuk memikirkan sesuatu secara mendalam. Misalnya, pada pertengahan 1990, Welch dan tim NBC-nya langsung bertindak untuk memperoleh hak penyiaran televise pertandingan olimpiade mendatang. Sebelum jaringan penyiaran lain menyadari apa yang terjadi, NBC telah menandatangani perjanjian bernilai $ 3,5 milyar untuk menyiarkan lima dari enam olimpiade berikutnya. Jika saja Welch ragu-ragu, NBC pasti kehilangan peluang. Di dunia yan

YESUS BUKAN SEORANG YANG LEMAH

Mereka mengatakan bahwa Yesus dari Nazaret adalah orang yang sederhana dan lembut. Mereka mengatakan walaupun Dia seorang lelaki dan seorang yang jujur. Dia lemah, dan sering dipecundangi oleh orang yang kuat dan berkuasa; dan bila Dia berdiri di depan para penguasa seolah Dia hanya seekor anak domba di antara singa singa. Namun kukatakan bahwa Yesus memiliki kekuasaan yang melampaui banyaak orang, dan Dia tahu kekuatan-Nya dan telah membuktikan-Nya di antara bukit-bukit Galilea, dan di kota-kota Yudea dan Punisia. Apakah yang dikatakan oleh lelalki lembut itu, “Aku adalah kehidupan, dan jalan menu kebenaran.?” Apakah lelaki yang lembut itu dan selalu rendah itu mengatakan, “Aku ada dalam Tuhan, Bapa kami; dan Tuhan kami, Bapa, ada dalam diri-Ku?” Apakah lelaki yang tak menghiraukan kekuatan-Nya sendiri itu mengatakan, “Dia yang tidak mempercayai-Ku berarti tidak mempercayai hidup ini dan kehidupan yang kekal?” Apakah lelakiyang ragu-ragu dengan hari esoknya itu mengatak

Syi'ah dan Pemikirannya

A. Latar Belakang Pada zaman Rasulullah SAW Umat Islam berada dalam satu kesatuan, tidak ada aliran-aliran atau mazhab. Nabi Muhammad SAW merupakan sumber ilmu, amal dalam perintah dan ketaatan, suri tauladan serta rahmat bagi semesta alam. Dalam Q.S Al-Anbiya ayat 107 Allah Berfirman : وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ “Dan kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (Q.S Al-Anbiya:107) Ayat diatas menjelaskan kepada kita bahwa Nabi Muhammad SAW, diutus untuk semua golongan/kelompok, alam semesta dan Nabi Muhammad merupakan guru dan sumber informasi bagi kita. Jika ada salah paham atau perbedaan pendapat, Nabi Muhammad bertindak sebagai hakim yang memutuskan setiap permasalahan dan harus di taati oleh setiap orang. Allah Berfirman dalam Q.S An-Nisa ayat 58 : فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ “Apabila kamu berbeda paham tentang suatu persoalan, kembalikan keputusannya kepada Allah dan Ras

Penggunaan Lafazh أشتات dan شتى dalam Alquran

Hilman Fitri Pengampu mata pelajaran Bahasa Arab SDIT Uswatun Hasanah Apa perbedaan lafazh أشتات dan شتى dari segi penggunaannya dalam al Quran? Jawaban: Sebenarnya ma’adah (kata awal yang membentuknya) keduanya sama. Secara bahasa lafazh شتى dan شتات bermakna perpisahan dan berlainan atau berbeda. Dalam al Quran penggunaan lafazh شتى yang bermakna perpecahaan yang akan menuju persatuan terdapat dalam 13 ayat. Di antaranya ialah: الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ مَهْدًا وَسَلَكَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلًا وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْ نَبَاتٍ شَتَّى (53) 53. yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam. Serta firman-Nya dalam Q.S al Lail ayat 4 sebagai berikut: إِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتَّى (4) 4. Sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda. Selain itu juga pada

Penggunaan Lafadz زوج dan امرأة dalam al Qur'an

Hilman Fitri Kepala Perpustakaan SDIT Uswatun Hasanah Allah SWT berfirman dalam Q.S Ruum ayat 21 sebagai berikut: وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (21) 21. dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. Namun Allah SWT pun berfirman dalam Q.S at Tahriim ayat 10 sebagai berikut: ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ كَفَرُوا امْرَأَتَ نُوحٍ وَامْرَأَتَ لُوطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَقِيلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ (10) 10. Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan b

ISLAM DAN PERUBAHAN SOSIAL

ISLAM DAN PERUBAHAN SOSIAL Membicarakan ajaran Islam dalam konteks perubahan sosial, pada hakikatnya kita diajak berbicara tentang berbagai bidang kajian yang sangat luas, baik secara hukum, budaya, ekonomi, politik, teknologi-informasi, dan sebagainya. Karena itu, kajian ini memerlukan dukungan berbagai kerangka analisis keilmuan yang sangat kompleks. Jika prinsip utama islam diletakkan sebagai bagian dari kerangka makro, yakni institusi sosial sebagai proses kebudayaan, maka pertama-tama yang perlu disadari adalah institusi sosial tidak mungkin mengisolasikan diri dari perkembangan dan transformasi sosial, kultural, maupun struktural. Karenanya, cara pandang terhadap noktah-noktah ajaran Islam oun, dituntut secara terus menerus melakukan penyesuaian dengan perkembangan masyarakat. Lebih dari itu, isntitusi Islam juga harus selalu memainkan peran strategis, terarah, dan sejalan dengan karakteristik Islam selaku ajaran universal. Di sinilah, dituntut kemampuan proyektif dan inovatif d

Analisis kata أنزلنا dan جعلنا dalam Konteks Penurunan Alquran

Hilman Fitri Kepala Perpustakaan SDIT Uswatun Hasanah Allah Ta’ala berfirman di surat Yusuf sebagai berikut: إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ (2) Lalu ia berfirman di surat az Zukruf sebagai berikut: إِنَّا جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ (3) Mengapa disebutkan الإنزال pada surat Yusuf namun جعل pada surat az Zukhruf? Jawabannya: Disebutkannya الإنزال pada surat Yusuf karena penyebutannya itu berkaitan dengan penurunan, yakni نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ أَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ هَذَا الْقُرْآنَ وَإِنْ كُنْتَ مِنْ قَبْلِهِ لَمِنَ الْغَافِلِينَ (3) إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ (4) قَالَ يَا بُنَيَّ لَا تَقْصُصْ رُؤْيَاكَ عَلَى إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا لَكَ كَيْدًا إِنَّ الشَّيْطَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوٌّ مُبِينٌ (5) وَكَذَلِكَ يَجْتَبِيكَ رَبُّكَ وَيُعَلِّمُكَ مِنْ تَأْوِيلِ الْأَحَادِيثِ وَيُتِمُّ نِعْمَتَهُ عَلَيْك