PENDIDIKAN AKAL
Hilman Fitri
SDIT Uswatun Hasanah Banjar Patroman
MA PERSIS 85 Banjar Patroman
Banyak
tokoh dan ahli pendidikan yang telah merumuskan konsep pendidikan akal,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Abdullah Nasih Ulwan, mengatakan bahwa
pendidikan rasio (akal) adalah membentuk pola pikir peserta didik dengan segala
sesuatu yang bermanfaat.[1]
2.
Ayn Rand, berpendapat bahwa karena akal tidak bersifat
otomatis atau instingtif dalam berolah pikir, juga mengingat secara psikologis
pilihan untuk berpikir atau tidak adalah pilihan untuk fokus atau tidak, dan
secara eksistensial pilihan untuk fokus atau tidak adalah pilihan untuk sadar
atau tidak, serta secara metafisika pilihan untuk sadar atau tidak adalah
pilihan untuk hidup atau mati, maka pendidikan akal dapat secara definitif
dirumuskan sebagai suatu usaha atau upaya untuk menciptakan dan menumbuhkan
kesadaran dan kefokusan untuk tetap hidup.[2]
3.
Muhammad Quthb, berpandangan bahwa Islam
melakukan pembinaan akal dengan pembuktian dan pencarian kebenaran.[3]
Pandangan ini lebih mengarah pada aspek metodologis daripada definitif. Namun
memberikan arah kepada kita bahwa
membina berarti juga mendidik agar akal menjadi kreatif, berkembang sewajarnya
untuk meneliti kebenaran. Jadi membina akal berarti mendidik akal.
4.
Daisaku Ikeda, mendasarkan pendidikan akal pada tujuan
utama kehidupan Buddha yaitu usaha atau upaya menumbuhkan dan menyempurnakan
karakter seseorang yang terwujud dalam perilaku dan tindakan yang humanis serta
menjunjung tinggi HAM dengan cara pelatihan religius.[4]
5.
Imam Bawani, memformulasikan pendidikan akal sebagai
berikut: mendidik akal tidak lain adalah mengaktualkan potensi dasarnya.[5]
Potensi dasar itu sudah ada sejak manusia itu lahir dalam bumi, tetapi masih
berada dalam alternatif: berkembang menjadi akal yang baik atau sebaliknya. Dengan
pendidikan yang baik maka akal yang masih berupa potensi itu akhirnya menjadi
akal yang dapat digunakan, tapi dengan pendidikan yang buruk, akal menjadi
fatal akibatnya. Karenanya pendidikan akal mempunyai arti yang penting.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis berpendapat
bahwa pendidikan akal adalah suatu usaha atau upaya untuk mengembangkan dan
membina potensi akal manusia dalam rangka untuk melestarikan kehidupannya dan
mencapai kehidupan yang baik dan benar di dunia dan akhirat.
[1] Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan
Anak dalam Islam Jilid 1, (Jakarta: Pustaka Amani, 1989), h. 281
[2] Ayn Rand, Kebajikan Sang Diri:
Konsep Baru Ego, Terj. A. Asnawi, (Yogyakarta: Ikon Teralitera, 2003), h.
16.
[4] Daisaku Ikeda, Demi Perdamaian: Tujuh
Jalur Menuju Keharmonisan Global, Terj. Rany R. Moediarto, (Jakarta: PT.
Bhuana Ilmu Popular, 2001), h. 19
Comments
Post a Comment