HUBUNGAN FUNGSIONAL ANTARA ULUMUL QURAN DENGAN ILMU TAFSIR


Hilman Fitri
Pendidik Ilmu Balaghah dan Mantiq MA Persis 85 Banjar
Pendidik Hadis dan Tilawah Tahfizh Alquran SDIT Uswatun Hasanah
Wakasek Bidang Kurikulum SDIT Uswatun Hasanah Periode 2018
Sebagai umat Islam, kita meyakini sepenuhnya bahwa Alquran merupakan pedoman hidup dan kehidupan bagi manusia di seluruh dunia sepanjang zaman. Tanpa kehadiran dan bimbingan Alquran, manusia tidak akan memiliki arah tujuan hidup yang jelas. Langkahnya akan menjadi gelap. Tidak ada alasan bagi umat Islam untuk tidak mendalami kajian ilmu yang berkaitan dengan Alquran.[1] Sehingga mempelajari Alquran bagi setiap muslim merupakan salah satu aktivitas terpenting, bahkan Rasul  saw. menyatakan bahwa:
خيركم من تعلم القرآن و علمه[2]
“Sebaik-baik kamu adalah siapa yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya.”
Untuk mempelajari atau menafsirkan Alquran, dibutuhkan beragam  ilmu yang mendukung, di antaranya adalah ulumul quran. Ulumul quran merupakan satu di antara sekian banyak khazanah Islam yang merupakan  ilmu yang telah dirintis, disusun dan disebarluaskan oleh para ulama Islam generasi terdahulu sampai saat ini. Sejumlah kitab telah disusun oleh para ulama sebagai upaya menjaga, memelihara, membela, menyebarluaskan dan memperjuangkan kemurnian dan kesucian Alquran.
Ulumul quran membantu seorang penafsir menarik makna-makna yang dikandung oleh kosakata dan rangkaian lafazh/ kalimat-kalimat Alquran. Bahkan, ia membantunya untuk menemukan makna-makna yang tidak secara lahiriah dikandung oleh kosakata/ kalimat Alquran sehingga dapat mengantarkannya mengungkap rahasia dan menjelaskan kemusykilan yang boleh jadi timbul dari ungkapan-ungkapan Alquran.
Ulumul quran ibarat alat yang membantu seseorang dalam menafsirkan Alquran sehingga ketika ia menguasai ulumul quran, ia tidak hanya dapat terhindar dari kesalahan, atau dapat membedakan antara penafsiran yang diterima dengan penafsiran yang harus atau hendaknya ditolak. Selain itu, ia juga dapat lebih memperkaya pemahamannya dan lebih memperluas wawasannya sehingga dapat memahami setiap kata dalam sebuah ayat mendekati makna yang dimaksud oleh Allah Ta’ala.


[1] Rizki Abdurrahman, Dasar-dasar ulumul Quran: Panduang Menjelajahi Samudera Alquran, (Bandung: Insan Rabbani, 2016) hlm. i
[2] Muhammad Ibn Ismail Abu Abdullah al Bukhari, Shahihul Bukhori Juz 6, (Beirut: Dar Tauqun Najah, 1422 H), hlm. 192

Comments

Popular posts from this blog

Ilmu Badi' علم البديع

المشاكلة في البلاغة

Shalawat Istri Nu Bakti