Belajarlah dari Pohon Kurma


Khutbah Jumat
Hilman Fitri
Assalamualaikum wr.wb.
الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ جَعَلَ التّقْوَى خَيْرَ الزَّادِ وَاللِّبَاسِ وَأَمَرَنَا أَنْ تَزَوَّدَ بِهَا لِيوْم الحِسَاب اَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ رَبُّ النَّاسِ وَأَشْهَدُ أَنَّ محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المَوْصُوْفُ بِأَكْمَلِ صِفَاتِ الأَشْخَاصِ. أما بعد. ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
Jama’ah yang dirahmati Allah,
Terdapat lebih dari 40 perumpamaan yang Allah buat dalam Alquranil Karim. Diantara perumpamaannya itu ialah terdapat dalam surah Ibrahim ayat 24, di mana Allah menurut Prof. Zuhaili dalam tafsir al Munir juz 13 hal 242, menggunakan gaya bahasa tasbih mursal mujmal dalam ilmu balaghah untuk mengumpamakan kalimat yang baik seperti pohon yang baik sebagai bentuk gambaran dari kata kebahagiaan (asy Syu’adaa), yakni dengan berfirman:
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
“Tidak kau perhatikan betapa Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabb-Nya. Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka senantiasa mengingatinya.”
Ayat ini ditafsirkan oleh salah seorang ahli tafsir negeri kita, yakni Prof. Hamka dalam Tafsir Al Azhar juz 13 hal 139 Bahwa “Apakah kalimat yang baik itu? itulah dia kalimat Islam. Dari sana dimulai Islam, dari sana pokok dan sumbernya, yaitu kalimat Laa Ilaaha Ilallah. Kalimat yang baik ini laksana pohon yang baik; berurat tunggang yang teguh terhunjam ke petala bumi dan bercabang, berdahan kuat menengadah langit.
Jama’ah yang dirahmati Allah,
Kalimat inilah yang diumpamakan dengan pohon yang baik, berurat teguh ke bumi, berdahan kuat ke langit. Oleh karena pohonnya itu tumbuh subur, teguh akarnya ke bumi, dahannya bercabang-cabang, dan daunnya pun rindang maka dengan begitu pohonnya tersebut mampu mengambil sari pati tanah melalui akarnya, dan menghisap sari udara melalui proses fotosintesis dengan pemanfaatan energi cahaya matahari oleh zat daun atau yang biasa kita kenal dengan klorofil. Lalu pohon seperti apakah yang memiliki ciri-ciri seperti itu?
Terdapat sebuah riwayat dari Imam Tirmidzi dalam kitab sunan Tirmidzi jilid 5 hal 295 hadis ke 3119, bahwa yang dimaksud dengan pohon yang baik dalam ayat ini adalah pohon kurma. Pohon yang orang mukmin sejati diumpamakan oleh Rasulullah dengannya, dimana Ibn Hajar al Asqalani dalam kitab Fathul Bari’nya mengatakan bahwa Rasulullah s.a.w. pernah bersabda “Sesungguhnya perumpamaan seorang mukmin seperti perumpamaan pohon yang tidak gugur daunnya. Tahukah kalian pohon apakah itu?” Mereka menjawab,”Tidak tahu” Lalu beliau melanjutkan bahwa “Itu adalah pohon kurma yang tidak gugur daunnya dan begitupun seorang mukmin tidak gugur do’anya, tetap konsisten dan istiqomah dalam memberi kebermanfaatan bagi dirinya dan orang lain.”
Hal senada pun dingkapkan oleh Ibnul Qayyim Jauziyyah dalam kitabnya Miftahu Daaris Sa’adah, di mana beliau menjelaskan karakter pohon kurma yang tidak menggugurkan daunnya menunjukkan sifat konsisten, di mana kurma menjadikan daun sebagai pakaian dan perhiasan, tidak gugur baik di musim dingin maupun musim panas. Demikian juga seorang mukmin senantiasa konsisten menjadikan takwa sebagai pakaian dan perhiasaannya hingga menghadap Rabb-nya.
Jama’aah yang dirahmati Allah,
Seperti pohon kurma yang tangguh dan sabar menghadapi terpaan angin, begitupun kita hendaknya sebagai seorang mukmin kita tetap teguh menghadapi badai cobaan. Banyaknya pujian dan kemudahan tidak membuat kita terlena, celaan dan gangguan juga tidak membuat kita menanggalkan sifat takwa. Seperti kurma yang senantiasa prima menghadapi semua musim, begitulah sebaiknya kita pun sebagai seorang mukmin harus memiliki keteguhan. Yakni karakternya tidak berganti dengan pergantian dari waktu ke waktu. Dengan kata lain, ia bukan muslim musiman yang hanya berkarakter di musim-musim tertentu, lalu ditinggalkannya identitas keislamannya setelah keluar dari momen itu. Semoga kita termasuk golongan umat muslim yang senantiasa istiqamah atau konsisten dalam beribadah. Sehingga hidup kita penuh dengan kebahagiaan dan keberkahan. Amiin Ya Rabbal ‘Aalamin.
Barakallohu li wa lakum
Jamaah yang dirahmati Allah, momen Ramadhan sudah berlalu meninggalkan kita, namun semangat dan nilai Ramadhan sepatutnya tetap hadir menyertai keseharian kita. Karena Ramadhan bukan satu-satunya bulan untuk beramal dan bertaqorrub kepada Allah Jalla Jalaaluh. Ramadhan hanya momentum untuk meningkatkan dan memaksimalkan kebaikan kita sebagai bekal menghadapi sebelas bulan berikutnya. Oleh karena itu, seorang muslim yang cerdas adalah seorang yang mampu meneruskan musim ketaatannya setelah berlalunya bulan Ramadhan. Ketahuilah sangat disayangkan sekali orang yang telah mengukir prestasi dengan beramal dan menjalankan ketaatan yang maksimal di bulan Ramadhan, namun setelah melewatinya kembali masuk ke dalam kelompok pelaku maksiat. Sebagaimana orang-orang yang sudah berhasil merasakan lezatnya ketaatan, dan indahnya ibadah, sangat disayangkan jika harus kalah dan kembali pada kesengsaraan karena berlumuran dosa dan kemaksiatan. Padahal tanda diterimanya suatu amal ibadah seseorang adalah jika dia dapat konsisten dan lebih banyak lagi melakukan amal tanpa melihat waktu atau bulan tertentu dan tempat tertentu yang memiliki keutamaan. Jadilah anda bagaikan pohon kurma yang senantiasa konsisten berbuah di setiap musim dan dengan tidak berguguran daunnya walaupun diterpa badai angin. Jadilah anda hamba Rabbani, bukan menjadi hamba Ramadhani, yang senantiasa meneladani Muhammad saw. sang utusan Ilahi. Itulah makna hakiki dari firman Allah Jalla Jalaaluh dalam surah Al Hijr ayat 99 “Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (kematian).” Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang mati dalam keadaan husnul khatimah. Aamiin.
اللهم صل وسلم على محمد وعلى اله وَأَصْحَابِهِ اجمعين. اللهم امين يا الله يا رب العالمين. اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات و المؤمنين و المؤمنات الاحياء منهم والاموات انك قريب مجيب دعوات. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.  اَللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْناا فِى سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ. ربنا اتنا فى الدنيا حسنة و فى الاخرة حسنة وقنا عذاب النار. برحمتك يا أرحم الراحمين و الحمد لله رب العالمين. فيا عباد الله  إن الله يامركم بالعدل و الاحسان و ايتاء ذى القربى و ينهى عن الفحشاء و المنكر والبغى يعظكم لعلكم تذكرون. ولذكر الله اكبر استغفر الله لى ولكم. و السلام عليكم ورحمة الله و بركاته.

Comments

Popular posts from this blog

Ilmu Badi' علم البديع

المشاكلة في البلاغة

Shalawat Istri Nu Bakti