RAHASIA UTAMA BERTAMBAHNYA RIZKI
HFD
Assalamualaikum wr.wb.
إنَّ الحَمْدَ لله، نَحْمَدُه، ونستعينُه، ونستغفرُهُ،
ونعوذُ به مِن شُرُورِ أنفُسِنَا، وَمِنْ سيئاتِ أعْمَالِنا، مَنْ يَهْدِه الله
فَلا مُضِلَّ لَهُ، ومن يُضْلِلْ، فَلا هَادِي لَهُ.
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ
لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدًى
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي
خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا
رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ
وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا
عَظِيمًا
Rahasia yang paling
mendasar, yakni sebuah kata ringkas, pendek, mudah diamalkan, Cuma sayangnya banyak
orang yang tidak mau mengamalkannya dan saya jadikan ini point nomor pertama,
karena ini sangat penting. Yaitu bersyukur hanya Alhamdulillah, itu saja. Itu
saja! Sampai para ulama salaf di antara para sahabat dan tabi’in, jamaa’ah
rahimakumulloh, kalau mereka mereka itu lagi jalan, atau lagi tidak ada
aktivitas, atau lagi duduk santai, mulutnya hanya mengatakan dua hal:
Alhamdulillah atau Astagfirullah. Hanya dua ini! Bersyukur atau bertaubat, gak
ada yang lain!
Jama’ah rahimakumulloh kalau lagi naik motor, atau lagi naik mobil
daripada iseng, bengong, istigfarlah “astagfirulloh wa atuubu ilaih” atau
misalnya bersyukur ucapkan “Alhamdulillah” syukuri nikmat Allah, karena ini
passwordnya, ringan cuman bilang Alhamdulillah, Cuma itu saja. Kenapa kita
tidak lakukan? Saya ingin tanya jama’ah rahimakumulloh sekalian, secara
rasional, di diri anda sendiri, kalau seandainya saya ngajar di sebuah sekolah,
kemudian saya bilang sama murid-murid saya, “Siapa diantara kalian kalau setiap
ketemu saya, bilang terima kasih pak guru” misalnya, “Saya akan tambah nilai
kalian nanti kalau kalian selesai mengerjakan segala tugas dan ujian yang saya
berikan.” Kira-kira murid murid saya kalau ketemu saya akan selalu bilang
“terima kasih pak guru” atau gak? Pasti mereka akan bilang terima kasih.
Tinggal ucapkan terima kasih, tambah nilai akhir bulan. Lalu jama’ah
rahimakumulloh kalau seandainya saya pimpinan perusahaan, dan berkata kepada
pegawai saya, “Siapa saja yang ketemu
dengan saya, selalu bilang terimakasih pak’, saya akan tambah gajinya
akhir bulan.” Cuma bilang terima kasih. Saya yakin mereka setiap ketemu akan
berkata “Terima kasih pak, terima kasih pak”, karena tau gajinya akan ditambah.
Jama’ah rahimakumulloh, Allah Tuhan S.W.T. menjanjikan syukur saja “Alhamdulillah”,
“Saya akan tambah.” Ini kalimat yang sederhana sekali. Ini sangat luar biasa,
Cuma banyak orang tidak melakukannya. Ini jaga baik baik jama’ah rahimakumulloh
sekalian. Bersyukur ini juga jama’ah rahimakumulloh, harus masuk pada hal hal
yang apapun sifatnya.
Jama’ah rahimakumulloh, Konsep syukur, kata ulama manusia ada 3
tingkatan. Tingkatan pertama, ada orang yang bobrok sekali. Bobrok ini jama’ah
rahimakumulloh sekalian, tidak pernah bersyukur. Cirinya kalau kita ketemu
dengan dia dari pertama ketemu, sampai berpisah, semuanya keluhan. Misalnya
“suami saya begini,” “Istri saya begini”, “anak saya begini”, “rumah saya
begini,” semuanya keluhan. Tidak pernah lisannya mengatakan “Alhamdulillah.”
Apalagi kalau datang cobaan. Maka orang ini sudah penuh dengan keluhan, dan ini
buruk jama’ah. Tingkatan yang kedua adalah orang mukmin, standar. Kata Nabi
s.a.w., ‘ajaban li amril mukmin in ashooba sarro syakaro wa in ashooba dhorro
shobaro. Walaa yaquulu dzalika illa lillmukmin. “sunggguh mengagumkan
perkaranya orang beriman, dan itu tidak dimiliki kecuali oleh orang beriman.
Kalau diberikan nikmat dia bersyukur, dan kalau dia diberi cobaan dia
bersabar.” Lalu ada tingkatan ketiga yaitu orang yang luar biasa. Ini kata
ulama adalah tingkatan yang spesial, orang yang muhsin, orang yang sampai pada
tingkat ihsan, dia diberikan nikmat bersyukur, diberikan cobaan dia juga
bersyukur. Ini orang yang luar biasa.
Jama’aah rahimakumulloh, banyak hal hal yang mungkin kita anggap, itu
adalah sebuah cobaan, padahal dia adalah sebuah nikmat, seperti lapar, haus,
capek, ini sering saya ungkapkan kepada teman-teman kajian fahmil quran yang
saya bina. Kalau lapar temen-temen sekalian, selama ini selalu kita ucapkan apa
kalau lapar? “Aduh, lapar,” kalau kita haus, “Aduh, Haus,” sedangkan kalau kita
capek selalu kita ucapkan, “Aduh capek.” Ucapan ini jama’ah rahimakulloh
sekalian berarti menandakan kita tidak menganggap lapar, haus, dan capek sebuah
nikmat. Namun saya katakan di sini bahwasannya itu merupakan sebuah nikmat,
karena kalau gak lapar, gak bakalan enak kalau kita makan, kalau gak haus, gak
bakalan enak kalau kita minum, kalau gak capek, gak enak kita istirahat.
Mulai sekarang jama’aah rahimakumulloh sekalian, ubah semua hidup kita
dengan syukur. Bilang kalau lagi lapar, “Alhamdulillah, lapar” kalau haus
“Alhamdulillah haus” sedangkan kalau kita capek ucapkan “Alhamdulillah capek”
karena memang itu semua nikmat. Harus kita balik jama’aah sekalian, mulai detik
ini, menit ini, jam ini, dan hari ini jama’aah rahimakumulloh ikrarkan dalam
diri sendiri, “Hidup saya hanya bersyukur,” karena kata kuncinya syukur akan
menambah nikmat! Itu saja, selalu kalau ada orang bahasakan apa saja,
“Alahmdulillah, alhamdulillah” selalu kita ucapkan itu.
**Bagi anda yang ingin mendengarkan mp3 nya silakan download disini
https://drive.google.com/file/d/0BzuIH6OuWooNYjdBQURvOGZoNHc/view?usp=drivesdk
Comments
Post a Comment