Masyarakat Islami
Diperlukan titik temu antara moral masyarakat dengan ilmu dan seni yang dimilikinya pada tataran aksiologi, karena pengetahuan tidak hanya berhenti pada tataran epistimologi dan ontologi saja, termasuk dalam ilmu pemerintahan secara filosofis.
Ilmu tanpa moral akan lumpuh ketika hanya mengandalkan kekakuan disiplin ilmu, sebaliknya moral tanpa ilmu akan buta karena kesesatan yang tanpa mengandalkan kekuatan ilmu. pada posisi lain seni tanpa kebenaran ilmu dan kebaikan moral akan cabul.
keadaan yang semakin dekatnya keberadaan moral, ilmu dengan seni adalah keadaan yang semakin islami karena masyarakat tampak memiliki kaitan kecerdasan di bidang ilmu, kebaikan di bidang moral, dan keindahan dalam cara bergaul. itulah masyarakat islam yang semakin terbentuk oleh titik temu kognitif (logika) ilmu, dengan afektif (etika) moral serta psikomotorik (estetika) seni.
inilah gambaran masyarakat yang dirindukan yang dalam bahasa Jawa Kuno disebut dengan gemah ripah loh jinawi, keadaan yamg dicapai melewati moksah kata umat Hindu dan datangnya kerajaan Allah kata umat Kristiani atau baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur dalam sumber utama Islam.
Comments
Post a Comment