SiapakahYa’juz dan Ma’juz?
HFD
Disampaikan pada mentoring di SDIT Uswatun Hasanah
18 November 2016
Disampaikan pada mentoring di SDIT Uswatun Hasanah
18 November 2016
Ciri-cirinya dalam Alquran:
1.
Mereka
kaum yang senantiasa melakukan kerusakan di permukaan bumi.
2.
Tidak
ada yang mampu menahan laju pergerakan mereka. Sehingga jalan satu satunya
adalah lari dari mereka.
3.
Di
dalam alquran tidak disebutkan bentuk-bentuk mereka dan tidak pula penciptaan
mereka.
4. Memiliki
kemampuan yang luar biasa sehingga mampu menjelajahi seluruh bagian bumi.
Sehingga Suku Ya'juj dan Ma'juj ketika berhasil menghancurkan dinding besi
pembatas yang telah dibangun oleh Dzul Qarnain, mereka akan turun dari
pegunungan dengan cepat dan tergesa-gesa, mereka sudah tidak sabar untuk
membuat kerusakan dimuka bumi.
Ciri-ciri mereka dalam hadis:
1.
Dia
keturunan Adam dari Yafest bin Nuh.
Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr
radhiyallahu ‘anhuma bahwa rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Ya`juj dan Ma`juj dari keturunan Adam. Sekiranya mereka dilepas
niscaya mereka akan merusak kehidupan manusia, dan tidak mati salah seorang
dari mereka melainkan ia meninggalkan dari keturunannya seribu atau lebih.”
(Hadits riwayat Ath-Thabarani dalam Al-Kabir dan Al-Ausath).
2.
Senantiasa
melakukan kerusakan di bumi serta bersifat sombong karena kemampuan yang mereka
miliki.
Ya`juj dan
Ma`juj ketika keluar tidaklah melewati sesuatu kecuali dirusaknya. Tidaklah
melewati danau kecuali meminumnya hingga habis. Tidaklah mendapati manusia
kecuali dibunuhnya sampai ketika mereka merasa menang membantai seluruh
penduduk bumi, dia menantang penduduk langit. Inilah kesombongan yang luar
biasa dari Ya`juj dan Ma`juj. “Kemudian mereka berjalan dan berakhir di gunung Khumar, yaitu salah satu gunung di Baitul Maqdis. Kemudian
mereka berkata: “Kita telah membantai penduduk bumi, mari kita membantai
penduduk langit.” Maka mereka melemparkan panah-panah dan tombak-tombak mereka
ke langit. Maka Allah subhanahuwata’ala mengembalikan panah-panah dan
tombak-tombak mereka dalam keadaan berlumuran darah.” (Hadits riwayat Muslim
dalam kitab Al-Fitan wa Asyrathus Sa’ah).
3.
Perbandingan
jumlah manusia biasa dan jumlah Ya’juz dan Ma’juz adalah 1: 999/ lebih.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman
kepada Adam: “Wahai Adam.” Maka Adam menjawab: “Labbaika wa sa’daika wal
khairu fi yadaika (Aku sambut panggilan-Mu dengan senang hati dan kebaikan
semuanya di tangan-Mu).” Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Keluarkan utusan (penghuni) neraka.” Maka Adam bertanya: “Apa itu utusan
(penghuni) neraka?” Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Mereka dari setiap
seribu orang, sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang!” Maka ketika itu
anak kecil menjadi beruban, setiap yang hamil melahirkan apa yang dikandungnya,
dan kamu lihat orang-orang seakan-akan mabuk padahal mereka tidak mabuk, tetapi
karena adzab Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sangat keras. Kemudian para
shahabat bertanya: “Siapa satu yang selamat dari kita itu, wahai rasulullah?”
Rasulullah
menjawab: “Bergembiralah,
sesungguhnya penghuni neraka itu dari kalian satu dan dari Ya’juj dan Ma’juj
seribu….” Hadits riwayat Al-Bukhari dengan Fathul Bari, juz 6 hal. 382.
4.
Ciri
mukanya seperti perisai.
Rasulullah
berkhutbah dalam keadaan jarinya
terbalut karena tersengat kalajengking. Dia bersabda: “Kalian mengatakan tidak
ada musuh. Padahal sesungguhnya kalian akan terus memerangi musuh sampai
datangnya Ya’juj dan Ma’juj, lebar mukanya, kecil (sipit) matanya, dan ada
warna putih di rambut atas. Mereka mengalir dari tempat-tempat yang tinggi,
seakan-akan wajah-wajah mereka seperti perisai.” Musnad Imam Ahmad (5/271).
5.
Munculnya
ia setelah Nabi Isa a.s. membunuh Dajjal la’natullah ‘alaih.
Syaikh Ibnu Baz juga ditanya tentang
Ya`juj dan Ma`juj. Beliau menjawab: “Mereka berasal dari keturunan Adam, akan
keluar pada akhir zaman. Mereka tinggal di arah timur. Bangsa At-Turk (Mongol)
termasuk dari mereka, lalu mereka dibiarkan di luar dinding (benteng yang
dibuat Dzul Qarnain), dan tinggallah Ya`juj dan Ma`juj di balik dinding
tersebut. Sedangkan bangsa Mongol di luar dinding. Ya`juj dan Ma`juj termasuk
dari bangsa timur, ujung timur, dan mereka akan keluar pada akhir zaman dari
Cina dan sekitarnya, setelah keluarnya Dajjal dan turunnya Isa bin Maryam
‘alaihissalam. Sebab, mereka dibiarkan tinggal di sana tatkala Dzul Qarnain
membangun benteng, sehingga mereka berada di baliknya, sedangkan bangsa Mongol
dan Tartar di luar benteng, dan jika Allah Subhanahu wa Ta’ala menghendaki
keluarnya mereka kepada manusia, maka mereka keluar dari tempat mereka dan
menyebar di muka bumi, lalu berbuat kerusakan. Lantas Allah Subhanahu wa Ta’ala
kirimkan ulat-ulat kepada mereka di leher-leher mereka, sehingga merekapun mati
seperti matinya satu jiwa seketika itu juga, sebagaimana yang telah shahih dari
hadits-hadits rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan Isa bin Maryam
‘alaihissalam bersama kaum muslimin membentengi diri dari mereka, sebab mereka
keluar pada zaman Isa ‘alaihissalam setelah keluarnya Dajjal.” (Fatawa
Asy-Syaikh Ibn Baz, 5: As`ilah Mutafarriqah wa Ajwibatuha, pertanyaan ketiga).
Pandangan para ilmuwan mengenai
mereka:
1.
Yusuf
al Wabil mengatakan dalam kitab “Asyrotus Saa’ah: 365-366” bahwa Ya'juj dan
Ma'juj berasal dari bahasa Arab.
Ya'juj yang berakar kata "ujaaj" (أُجَاجٌ)
yang berarti mengering kemudian mengeras, dan satu lagi dari kata "al
ajj" (الْأَجُّ) yang artinya ketika
musuh datang dengan cepat sekali, sedangkan Ma`juj berasal dari kata "maaja"
(مَاجَ) yang berarti goncang. Sedangkan menurut
Abu Hatim, ma'juj berasal dari maaja, yaitu kekacauan. ma'juj berasal
dari mu'juj, yaitu malaja. Namun, menurut pendapat yang sahih, Ya'juj dan
Ma'juj bukan isim musytaq, melainkan isim 'Ajam dan Laqab
(julukan). Setiap dari akar kata ini memiliki kesesuaian dengan sifat kaum Ya`juj
dan Ma`juj tersebut.
2.
Syaikh
al Maraghi dalam tafsirnya “al maraghi” mengatakan bahwa Ya’juz adalah
bangsa Tartar dan Ma’juz adalah Mongol. Keduanya dari merupakan nenek kakek
buyutnya bangsa Turki. .
Mengapa Allah S.W.T. menceritakannya dalam Alquran?
Alquran menceritakannya sebagai ذكرا
peringatan serta pembelajaran bagi orang yang menggunakan potensi akal
pikirannya untuk mempersiapkan diri agar mampu mengambil nilai positif dan menjauhi
nilai negative dari cara berfikir, berkata, dan bertindak Ya’juz dan Ma’juz.
Selain itu untuk memberitahukan bahwa sekuat dan sepandai apapun seorang yang
berkuasa masih ada yang lebih kuat dan
pandai darinya. Tapi kekuatan dan kepandaian itu apalah artinya tanpa dibarengi
keimanan yang kuat, karena dengan keimanan kepada Allah lah makhluknya itu akan
mampu mengatasi segala persoalan hidupnya. Ingatlah selalu “Inna dzhanna
‘abdii bii” sesungguhnya kami bersesuaian dengan prasangka hambaku
terhadapku. Sehingga rumusannya keimanan+ keilmuan + kekuatan>
keilmuan+ kekuatan. Maka yakinlah Allah Sang Maha Pencipta akan
senantiasa membantu seseorang ketika dia mempunyai keimanan yang kuat kepada
Allah sebagaimana Isa a.s. dalam cerita di atas.
Hikmah atau pelajaran apa yang bisa kita ambil atau aplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari dari cerita Ya’juz dan Ma’juz?
Terdapat pelajaran positif dan negative dari sosok Ya’juz
dan Ma’juz, diantaranya:
A.
Pelajaran positif
1.
Kemampuan
lari yang luar biasa. Kemampuan ini hanya bisa dimiliki oleh mereka yang
membiasakan dirinya berolahraga, selain mendapat pahala kegiatan ini pun
mendatangkan banyak manfaat bagi diri sendiri. Oleh karena itu, biasakanlah
diri anda untuk senantiasa berolahraga.
2.
Senantiasa
melakukan pekerjaan secara bersama-sama
demi mencapai kepentingan bersama.
3.
Tidak
pernah putus asa dalam melakukan pekerjaannya.
B.
Pelajaran Negatif
1.
Melakukan
kerusakan di muka bumi.
2.
Ketika
memenuhi kebutuhannya, mereka lebih mementingkan kebutuhan kelompoknya tanpa
memperhatikan kebutuhan kelompok lainnya. Hal ini dilakukan dengan penuh
kekerasan. Mereka tidak pandang bulu dalam melakukan hal tersebut, baik itu
kepada para penguasa maupun rakyat biasa.
3.
Sombong
akan kemampuan yang mereka miliki di atas kemampuan kaum yang lainnya.
4.
Mengisolasi
diri dari kelompok manusia yang lainnya yang tidak sebangsa dengan mereka. Oleh
sebab itu mereka tidak mampu berkomunikasi dan memahami bahasa orang lain.
Terdapat hikmah dari cerita sosok Ya’juz dan Ma’juz ini ,
diantaranya:
1.
Memperingatkan
manusia agar selalu berbuat baik dan meninggalkan kemungkaran
2.
Menambah
keimanan bagi manusia bahwa hari kiamat pasti ada,
3.
Mengingatkan
kepada manusia bahwa Ya’juj dan Ma’juj kemunculannya sudah dimulai sejak jaman
Rasululloh.
4.
Membuat
manusia semakin mawas diri.
Comments
Post a Comment