SANG RAJA DZULQARNAIN DALAM ALQURAN


Siapakah Dzulqarnain?
Ciri-cirinya dalam Alquran:
1.      Orang yang memiliki kekuasaan sampai ke penjuru timur dan penjuru barat. Ada 4 orang raja yang menguasai dunia, yaitu 2 orang raja mukmin dan 2 orang raja kafir. 2 orang raja mukmin yang menguasai penjuru timur dan barat yaitu Sulaiman, dan Dzulqarnain. Sedangkan 2 orang raja kafir yang menguasai timur dan barat adalah Namruz dan Bukhnazar (Zuhaili, Tafsir Al Munir j.8 : 350). Dia dinamai Dzu Qornain karena ia telah melakukan lawatan atau menjelajahi dua penjuru (qornain) yakni penjuru timur dan barat. Sedangkan ibn Katsir (J:5: 291-292) dinamai demikian karena di rambutnya dibuat menyerupai dua tanduk. Atau karena dia mencetak uang logam dengan gambar berbentuk dua tanduk yang melambangkan dirinya serupa dengan raja Amoun, yakni yang dipertuhankan oleh orang-orang Mesir kuno (Quraish Shihab, Tafsir al Misbah, vol: 7: 362).
2.      Orang yang soleh dan ta’at pada segala perintah dan larangan Allah Jalla Jalaaluh.
3.      Orang yang memiliki pengetahuan yang luas mengenai agama dan teknologi. Sehingga ia tidak melakukan dikhotomi ilmu agama dan non agama.
Menurut para ahli sejarah dan ilmuwan yang lainnya ia adalah:
1.      Raja Iskandar yang pertama yang hidup sezaman dengan al Khalil (Ibrahim a.s. bahkan pernah ikut serta tawaf mengelilingi ka’bah bersamanya (Ibn Katsir dari Azroqy atau Azroby).
2.      Alexander The Great dari Macedonia. Namun ketika diteliti lebih mendalam melalui kajian sejarah dia tidak dikenal sebagai seorang yang taat beragama, tidak juga mengakui keesaan Allah, bahkan dia adalah penyembah berhala.
3.      Salah seorang penguasa Himyar (Yaman) dengan alasan bahwa penguasa-penguasa Yaman menggunakan kata Dzu pada awal namanya seperti Dzu Nuwas dan Dzu Yazin. Nama aslinya ialah Abu Bakar bin al Ifriqisi.
4.      Koresy (539-560 SM) yakni pendiri Imperium Persia. Tokoh ini terkenal saleh dan bijaksana antara lain tercermin dalam izinnya kepada orang oragng Yahudi untuk kembali dari Babel ke Yerusalem (Perjanjian Lama Ezra 1) serta bantuannya mendirikan kembali rumah peribadatan orang orang Yahudi di Yerusalem (Ezra 6). Adapun benteng yang dibangunnya di daerah pegunungan Qafqaz (pegunungan Kaukasus) yang dikenal Daariul atau Baabul Hadid yakni antara kota Taplis dan Wilady Kiukuz. Bentengnya terdiri dari batu dan besi (Thabathaba’I, dalam Tafsir al Mizan). sedangkan Sayyid Quththub, S. Berger (peneliti Jerman), dan Clavigo (Sejahrawan Spanyol) mengatakan bahwa telah ditemukan  dinding dekat kota Tirmidz yang dikenal Babul Hadid di jalur Samarkand dan India (dalam Tafsir fi Dzilalil Quran).
5.      Thahir Ibn Asyur (dalam Tafsir Tahrir wa Tanwir) berpendapat bahwa ia adalah salah seorang penguasa Cina. Alasannya pertama, penduduk Cina sejak dahulu sangat mahir dalam berproduksi dan bersiasat. Kedua, kebanyakan raja mereka adil dan bijaksana dalam memerintah. Ketiga, salah satu ciri mereka memanjangkan rambut dan mengikatnya menjadi dua. Keempat, terdapat tembok yang dikenal dengan the great wall yang terletak antara Cina dan Mongolia. Kelima, bahwa punahnya keagungan kekuasaan Arab terjadi di tangan Mongol di Baghdad. Namanya ialah Qin Shi Huang (247SM) sehingga Alexander dari Macedonia lahir 1 abad sebelumnya dan agama di Cina pada waktu itu Konfucius.
Mengapa Allah S.W.T. menceritakan kisah Dzulqarnain setelah kisah Musa dan Khidir dalam Alquran?
Al Biqaa’I (tafsir Nadzmud Durar Fi tanasubil ayah was suar) menghubungkan kelompok ayat ini dengan kelompok sebelumnya dari sisi perjalanan di bumi. Kisah Nabi Musa a.s. adalah perjalanan menuntut ilmu dan kisah Dzulqarnain adalah perjalanan melakukan jihad. Sehingga yang pertama di dahulukan adalah kisah Musa a.s. karena tingginya derajat ilmu serta karena ilmu asas dari segala kebahagiaan dan syarat bagi segala persoalan. Sedangkan jihad adalah bentuk amal dari ilmu yang telah diraih. Ilmu tanpa amal adalah zero yakni tak ada nilainya sedangkan amal tanpa ilmu adalah sesat. Sehingga ini membawa hikmah atau pelajaran bagi kita bahwa ketika seseorang mengetahui sesuatu yang mengandung nilai positif maka hendaknya ia bersegera melakukan. Sehingga ketika ia mengatakan I know I do it maka dia tidak akan melupakan apa yang diketahuinya itu.
Hikmah atau pelajaran apa yang bisa kita ambil dan aplikasikan dalam kegiatan sehari-hari dari cerita Dzulkarnain?
Keterangan mengenai jatidiri Dzulkarnain yakni siapa, kapan, dan di mana tempatnya masih sebuah misteri dengan beragam pendapat yang bersifat spekulatif. Hal ini dikarenakan memang Alquran menceritakannya bukan untuk menjelaskan hal itu semua akan tetapi sebagai ذكرا peringatan serta pembelajaran bagi orang yang menggunakan potensi akal pikirannya untuk berfikir, berkata, dan bertindak seperti Zulkarnain.
Adapun pelajaran yang dapat kita ambil dari kisahnya dalam Alquran ialah:
1.      Ketika anda menjadi seorang pemimpin hendaknya tanamkan dalam hatimu aqidah yang benar akan Pencipta-mu dan sebagai manifestasi dari aqidahmu itu hendaklah anda mengerjakan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Hal ini akan terlaksana dengan benar dan tepat manakala kita mengetahui seluk beluk mengenai cara ber’aqidah yang benar serta bersyariat yang benar melalui jalan belajar. Hasan al Bana pernah berkata “innamal ‘ilmu bitta’allum” sesungguhnya ilmu didapat melalui jalan belajar.
2.      Bersikaplah adil dan bijaksana ketika anda mengambil keputusan untuk menyelesaikan permasalahan rakyatmu selama anda melihat nilai positif pada diri mereka. Dan bersikap tegaslah pada rakyatmu yang melakukan pembangkangan serta pengkhianatan.
3.      Jadilah pemimpin yang berwawasan luas yang mampu mensinergikan atau menyatupadukan pengetahuan agama dan pengetahuan sains (semisal teknologi, kimia, fisika, matematika, militer, politik, ekonomi, social) sehingga Negara anda memiliki bangsa yang baik moralnya serta maju ilmu dan teknologinya.
4.      Jadilah pemimpin yang siap sedia menolong siapapun tanpa anda mengharapkan imbalan.
5.      Jadilah pemimpin yang siap sedia memasang badan untuk melindungi rakyatnya dari segala bentuk pemikiran, perkataan, dan perbuatan yang mencederai mereka.
6.      Suatu kepemimpinan akan sukses dan membawa kesejahteraan bagi semuanya tatkala ada keta’atan dari yang dipimpin yakni rakyatnya untuk sama-sama bahu-membahu mengerjakan satu persatu misi Negara demi tercapainya visi Negara yang mereka impikan.

Comments

Popular posts from this blog

Ilmu Badi' علم البديع

KAJIAN BALAGHAH: JINAS

المشاكلة في البلاغة