Pembebasan dari Taqlid Buta



Hilman Fitri
Islam mendorong (pent. umatnya) untuk meneliti, mengamati, memiliki pengetahuan yang luas dalam pembentukkan pemikirannya dan Islam mencela taqlid. Karena dengan penelitian, perenungan, maupun pengamatan dalam menguatkan kebebasan individu, serta menampakkan kepribadian yang berbeda tanpa dipengaruhi oleh yang lainnya. Berbeda dengan sikap meneliti serta mencari tahu yang senantiasa dipuji sebagaimana kita melihatnya, (Islam) mencela sikap taqlid buta yang berdiri diatas tempat tenunan (pendapat orang lain) tanpa ia merenungkan serta memikirkannya, karena ia membinasakan dirinya sendiri (kepribadiannya), serta meniadakan keberadaan sesuatu yang menguji dengannya.
Dan jika taqlid itu mengikuti dalil yang lemah sebagaimana kita melihat peniruan yang dilakukan oleh anak kecil kepada selainnya, serta oleh umat yang  lemah dimana umat itu menerima dengan taqlid kepada umat yang lainnya dalam urusan yang berbeda-beda sehingga umat itu menjadi pengikut yang hina/ rendah. Karena Islam menginginkan umat muslim itu menjadi orang yang istimewa dalam perilaku/ tabi’atnya, serta umat Islam yang kuat dalam pendiriannya dan kepribadiannya.
Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruuf, dan mencegah dari kemungkaran, dan beriman kepada Allah. Dan kekuatan itu hanyalah milik Allah, Rasul-Nya, dan bagi orang-orang mukmin.
Serta Islam melarang umat muslim untuk mengikuti (bertaqlid) dalam bertingkah laku, pekerjaan, serta ‘aqidah tanpa berdiri/ mengungkapkan dalil yang benar dan tepat.

Comments

Popular posts from this blog

Ilmu Badi' علم البديع

KAJIAN BALAGHAH: JINAS

المشاكلة في البلاغة