Baiat Aqobah 1 dan Baiat Aqobah 2

Hilman Fitri dengan menambah isi artikel dari wikipedia.org
 Bai'at berarti perjanjian atau ikrar bagi penerima dan sanggup memikul atau melaksanakan sesuatu yang dibai'atkan. Biasanya istilah bai'at digunakan di dalam penerimaan seorang murid oleh Syeikhnya untuk menerima wirid-wirid tertentu dan berpedoman terhadap bai'at sebagai suatu amanah. Akan tetapi bai'at juga digunakan di dalam cakupan yang lebih luas dan lebih jauh dalam menegakkan ajaran Islam, yang bukan hanya untuk mengamalkan wirid-wirid tertentu kepada syeikh, namun yaitu untuk menegakkan perlaksanaan syariat Islam itu sendiri .
Terdapat hal mendasar pada isi baiat aqobah pertama dan kedua, dimana yang pertama, biasa disebut juga dengan baiatun nisaa karena di dalamnya tidak disinggung sama sekali tentang jihad dan pembelaan terhadap agama Islam.
Bai'at 'Aqabah I (621 M) adalah perjanjian Nabi Muhammad SAW dengan 12 orang dari Yatsrib yang kemudian mereka memeluk Islam. Bai'at 'Aqabah ini terjadi pada tahun kedua belas kenabiannya. Kemudian mereka berbaiat (bersumpah setia) kepada Muhammad. Isi baiat itu ada tiga perkara:
  • Tidak menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu apapun.
  • Melaksanakan apa yang Allah perintahkan.
  • Meninggalkan apa yang Allah larang.
Muhammad mengirim Mush’ab bin ‘Umair dan ‘Amr bin Ummi Maktum ke Yatsrib bersama mereka untuk mengajarkan kepada manusia perkara-perkara Agama Islam, membaca Al Qur'an, salat dan sebagainya
Adapun yang kedua biasa juga disebut dengan baiatul Harb yakni karena secara terus terang Nabi s.a.w. meminta kepada kaum Anshar untuk membela dan melindungi umat Islam dari orang orang yang memusuhi umat Islam dan ingin merusak ajaran Islam.
Bai'at 'Aqabah II (622 M) adalah perjanjian yang dilakukan oleh Muhammad terhadap 73 orang pria dan 2 orang wanita dari Yatsrib pada waktu tengah malam. Wanita itu adalah Nusaibah bintu Ka’ab dan Asma’ bintu ‘Amr bin ‘Adiy. Perjanjian ini terjadi pada tahun ketiga belas kenabian. Mush’ab bin ‘Umair kembali ikut bersamanya beserta dengan penduduk Yatsrib yang sudah terlebih dahulu masuk Islam.
Mereka menjumpai Muhammad di ‘Aqabah pada suatu malam. Muhammad datang bersama pamannya Al ‘Abbas bin ‘Abdil Muthallib. Ketika itu Al ‘Abbas masih musyrik, hanya saja ia ingin meminta jaminan keamanan bagi keponakannya Muhammad, kepada orang-orang Yatsrib itu. Ketika itu Al ‘Abbas adalah orang pertama yang angkat bicara kemudian disusul oleh Muhammad yang membacakan beberapa ayat Al Qur'an dan menyerukan tentang Islam.
Kemudian Muhammad rosululloh membaiat orang-orang Yatsrib itu . Isi baiatnya adalah:
  • Untuk mendengar dan taat, baik dalam perkara yang mereka sukai maupun yang mereka benci.
  • Untuk berinfak baik dalam keadaan sempit maupun lapang.
  • Untuk beramar ma’ruf nahi munkar.
  • Agar mereka tidak terpengaruh celaan orang-orang yang mencela di jalan Allah.
  • Agar mereka melindungi Muhammad sebagaimana mereka melindungi wanita­-wanita dan anak-anak mereka sendiri.
Setelah baiat itu, Muhammad kembali ke Makkah untuk meneruskan dakwah. Kemudian ia mendapatkan gangguan dari kaum musyrikin kepada kaum muslimin yang dirasa semakin keras. Maka Muhammad memberikan perintah kepada kaum muslimin untuk berhijrah ke Yatsrib. Baik secara sendiri-sendiri, maupun berkelompok. Mereka berhijrah dengan sembunyi-sembunyi, sehingga kaum musyrikin tidak mengetahui kepindahan mereka.

Comments

Popular posts from this blog

Ilmu Badi' علم البديع

المشاكلة في البلاغة

KAJIAN BALAGHAH: JINAS