Hidayah Agama

Hilman Fitri
Tenaga Pendidik di SDIT Uswatun Hasanah
Kota Banjar


بسم الله الرمن الرحيم
Pada kesempatan kali ini penulis akan membicarakan perihal hidayah. Hidayah ini dari segi bahasa berarti petunjuk yang bersifat lemah lembut menuju kebaikan sesuatu yang baik. Hidayah Allah itu bermacam-macam. Hasbie Ash Shidiqie dalam tafsirnya “An Nuur” mengatakan bahwa hidayah itu terbagi ke dalam 4 macam yakni: Pertama, Ilham. Kedua, Pancaindera. Ketiga, Akal. Ke empat, Agama dan Syariat. Sedangkan ahli tafsir yang lainnya  berbeda dalam mengungkapkan pembagian hidayah tersebut misalnya saja Thahir Ibn Asyuur dalam kitab tafsir "tahrir wa tanwir" di mana beliau berkata bahwa hidayah itu meliputi potensi penggerak dan rasa ingin tahu, petunjuk akan yang haq dan yang bathil, hidayah yang tidak terjangkau oleh akal nalar manusia bahkan kalau manusia mengusahakannya pun akan menemui jalan sukar, dan keempat ialah hidayah agama dan syariat. Mereka 2 penafsir ini atau bahkan ahli tafsir yang lainnya semisal al Maraghi dan Ibn Katsier sepakat bahwa puncak dari hidayah Allah itu adalah hidayah Agama dan syari’at. Hidayah agama ada dua macam. Macam yang pertama adalah sekedar menyampaikan kepada manusia, apa yang baik dan apa yang buruk. Itu adalah tugas yang dibebankan Allah kepada para nabi-nabi, yang dijelaskan Allah melalui kitab suci, dan yang dijelaskan oleh pewaris pewaris nabi. Ada lagi hidayah Allah yang melebihi hal tersebut, yakni memberi kemampuan, kepada seseorang untuk melaksanakan petunjuk petunjuk keagamaan itu. Allah memberi kemampuan ini, setelah mengetahui bahwa memang yang memohon hidayah itu benar benar ingin mendapat bantuan dan kemampuan untuk melaksanakan petunjuk itu.
Dalam Alquran ada 2 ayat yang sepintas terlihat bertolak belakang. Yang pertama meyatakan bahwa “Sesungguhnya engkau (wahai Nabi Muhammad) memberi petunjuk ke/ menuju jalan lebar yang lurus. Di tempat yang lain Allah menyatakan bahwa “Engkau wahai nabi Muhammad tidak dapat memberi hidayah walaupun orang yang engkau cintai.” Kata “memberi petunjuk ke/ يهدي إلى” itu berarti sekedar memberi tahu. Tetapi kalau Allah menggunakan kata “memberi petunjuk/ يهدي” tanpa kata “ke/menuju/ إلى” maka itu berarti memberi kemampuan untuk melaksanakan.. itu sebabnya kita membaca ayat dalam surah al Fatihah dengan bermohon إهدنا الصراط المستقيم yang berarti “Wahai Tuhan, kami memohon kepadamu untuk diberi kemampuan melaksanakan tuntunan yang mengantarkan kami ke jalan lebar yang lurus. Kita tidak berkata “Beikan kami petunjuk menuju, tetapi kita memohon semoga Allah memberi kita kemampuan untuk melaksanakan petunjuk petunjuk kebaikan-Nya. Allah berfirman:
ويزيد الله الذين اهتدوا هودا
Allah menambah petunjuk-Nya bagi orang-orang yang telah mendapat petunjuk. Maka petunjuk Allah tidak terbatas, sehingga Nabi pun yang memberi petunjuk ke jalan yang lurus itu diperintahkan untuk tetap memohon إهدنا الصراط المستقيم yakni anugerahilah kami kemampuan untuk melaksanakan petunjuk petunjuk itu. Dan petunjuk yang telah diterima oleh Nabi, bahkan oleh siapapun masih dapat ditambah oleh Allah dengan petunjuk petunjuk dan kemampuan-kemampuan yang lain. Itu sebabnya ada do’a yang diajarkan nabi bahwa petunjukku ialah cahaya ilahi. Lalu do’a itu dinyatakan “Ya Allah anugerahilah hatiku cahaya, anugerahilah aku cayahaya di dalam tubuhku, anugerahilah cahaya dalam darahku, dalam mataku, dalam pendengaranku, anugerahilah aku cahaya/ petunjuk dari atas, dari bawah. Dari kiri, dan dari kanan. Sehingga semua arah dan semua potensi yang dinugerahkan Allah kepada kita, semuanya mendapat cahaya. Sehingga kalau mata mendapat hidayah cahaya, dia tidak akan melihat sesuatu yang mungkar. Kalau telingga mendapat cahaya hidayah dia tidak akan rela mendengarkan yang buruk, kalau kaki mendapat hidayah cahaya dari Allah niscaya dia tidak akan mau melangkah kepada kemungkaran dan seterusnya. Sehingga Allah mengajarkan kepada kita untuk setiap solat memohon diberi hidayah diberi tambahan ilmu, diberi tambhan cahaya. Semoga kita berhasi; dalam permohonan itu. Dengan demikian kita akan termasuk golongan yang dijanjikan oleh Allah akan memasuki syurga-Nya yang penuh kenikmatan dan dijaukan dari siksa api neraka.
Alhamdulillah. alfaqier ilallaah.

Comments

Popular posts from this blog

Ilmu Badi' علم البديع

KAJIAN BALAGHAH: JINAS

المشاكلة في البلاغة