SEBAB-SEBAB MENJOMBLO


Seseorang menjadi jomblo dipengaruhi banyak faktor. Mulai dari factor yang sifatnya prinsipil, kemauan pribadi, tuntutan keadaan, belenggu adat istiadat, kontaminasi pengaruh budaya barat, benturan ekonomi, sifat pemalu, hingga masalah doktrin keluarga turut mendominasi dalam kejombloan seseornag. So, lihat aja kalian termasuk yang mana! Hayoo, ngaku aja deh! Nggak bakalan disuruh bayar kok!
a. Belum atau nggak laku di pasaran
Tidak dapat dipungkiri bahwa orang yang lama menjomblo memiliki bargaining position yang berbeda dengan mereka yang masih ranum. Artinya pangsa pasar jodoh bagi mereka yang sudah udzur tergeser oleh mereka yang masih muda. Meski jodoh memang rahasia dan takdir yang Maha kuasa. Ceilee, kayak ustadz aja nih. Belum atau nggak lakunya jomblo di pasaran bisa mengakibatkan sang jomblo banting harga kriterianya yang diajukan di bursa jodoh heheh. Biasanya seperti itu. Meski banyak juga yang tetp bersikukuh pada kriteria yang ditawarkan. Bagi wanita, hal ini sangat sensitive sekali. Terlebih jika usia sudah di atas kepala tiga. Wah, pasti kalian bisa merasakan deh gimana derita yang dirasa.
Ketika masih muda, sederet kriteria pasangan yang diajukan sangat idealis. Sekali lagi, ini biasanya lho! Kriteria yang ditetapkan memiliki daya tawar tinggi. “saya menginginkan calon yang mapan, tertabiyah matang, cerdas atau intelek, organisatoris ulung, komitmen pada dakwah, blab la bla… dan sederet kriteria lain yang membuat keder (takut) bagi yang mau mendekat.
Kriteria ini biasanya diajukan oleh jomblo kelas elit meski hal tersebut tidak bisa dijadikan patokan/ parameter universal. Ehmm, sekali lagi pada umumnya lho! Begitu sudah berumur sementara yang ditunggu belum dating, kriteria sedikit diturunkan. Ada pergeseran idealism dan merasa tahu diri. Kebanyakan seperti itu, meski ada juga lho yang masih tetap bersikukuh pada pendiriannya.
Berbeda lagi dengan kriteria yang diajukan jomblo berkelas biasa, yang biasanya lebih mementingkan materi dan ekonomi. Wajah jelek nggak apa-apa yang penting harta melimpah, syukur-syukur bergelar tinggi. Inginnya sih dapat jodoh yang kayak, tampan boljug (bolej juga), body atletis, tidak malu maluin jika dibawa kemana-mana (menag barang yaa ahaha), penampilan oke, dan yang penting sedaaaap!. Whleh wheeeleh, kayak mie instan aja coy! Hanya sebatas itu, nggak lebih? Waduuh, kasihan syekaleeee!
Tapi kalau ada sosok yang begitu dan agamanya okeh, saya juga mau tuh! Heheh
b. Kuper alias miss link
Waah ini biasanya disebabkan karena sifatnya yang pemalu dan menutup diri jadi yaa miss link dech.
c. Dikungkung Pekerjaan alias Sibuker
Ini biasanya terjadi di kalangan para wanita karier yang terkadang melupakan untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis karena menurutnya akan terlalu banyak waktu yang terbuang sia-sia jadi mendingan menjalin hubungan dengan rekan kerja jadi waktunya itu tidak terbuang sia-sia. Wheeleeeeh gilee bngeet tuh ampe itung-itungan gitu!!
d. Dilarang Ortu atau Doktrin Keluarga
Ini biasanya terjadi di kalangan pesantren, keluarga borjuis ataupun kalangan kerajaan. Ini pada umumnya lho yaa heheh.
e. Ikut-ikutan Teman atau Terbawa Lingkungan
Ini biasanya terjadi ketika keterjalinan pertemanan yang sangat erat sehingga keadaan apapun yang sedang dirasakan oleh teman bisa dirasakan pula oleh dirinya karena menurutnya “susah senang harus ditanggung bersama-sama.”
f. Adanya Tuntutan
Adanya berbagai tuntutan dari berbagai pihak yang menetapkan kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi si jomblo dalam menerima calon pasangannya seringkali mengakibatkan efek negative yang akhirnya membuat si jomblower tidak dapat pasangan pasangan sampai tua.
g. Problem Materi atau Ekonomi
Banyak yang merana alias gak nikah-nikah karena factor ini. Padahal gak gitu juga kale kalau kita mau berusaha dan komitmen sama calon pasangan kita mau siap menjalani bahtera rumah tangga baik dalam keadaan suka maupun duka.
h. Selalu Merasa Belum Siap
Hal ini biasanya terjadi ketika seseorang belum merasa matang dalam hal kematerian, mental, social dan kematangan spiritual.
i. Terlalu Banyak Pilihan
Banyak pilih-pilih pun bisa jadi tuh penghalang seseorang mendapatkan jodoh atau pasangan. So makanya jangan banyak-banyak pilih dech ahahah
j. Terlalu Idealis
Terlalu banyak dalam mensyaratkan hal hal yang tidak prinsipil hanya akan cenderung pada pengejaran kemewahan materi dan kemewahan duniawi. Demi melindungi harkat dan mertabat keluarga. Sehingga ia pun rela menjomblo alias gak punya pasangan seumur hidup (kalau jomblonya kelas elit). Dalam agama Islam hal itu sangat dilarang karena menyalahi sunnah Nabi saw.
k. Pengaruh Westernisasi
Pola westernisasi memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan kepribadian dan pemikiran pemuda modern zaman sekarang. Jalur-jalur yang mereka ambil dilancarkan melalui 5S: sport, song, study, sex, dan style. Sehingga yang akan terjadi banyak bayi-bayi yang dijual, dibunuh, bahkan anak dan ibunya pun dibunuh karena tidak mau mempunyai keluarga yang hamil diluar nikah.
l. Terbelenggu adat istiadat
Misalnya adat jawa sangat melarang seseorang yang melangkahi atau mendahului nikah kakaknya yang perempuan. Adat ini sangat kuat, bahkan dianggap sebagai pamali atau pantangan. Ada keyakinan jika wanita dilangkahi adiknya, maka sang kakak akan jauh dari jodoh. Bahkan bisa tidak nikah selamanya. Belenggu adat seperti ini dapat mempengaruhi kejiwaan para pemuda Islam. Sang kakak tidak terima jika dilangkahi sang adik, padahal sang adik sudah ada yang melamar. Menurut adat, kesalahan besar bagi orang tua jika mengizinkan hal itu terjadi. Sehingga bisa saja sang adik terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak diinginkan. Na’udzubillah min dzalik.
m. Terikat janji
Terikat janji masa lalu dengan seseorang bisa berdampak pada terlambat atau tidak nikahnya seseorang. Biasanya di masa remaja, pemuda dan pemudi terikat janji dengan pacar. Terikat janji hidup semati. Tidak akan menikah jika bukan dengannya. Kalaupun yang satu keburu nikah, yang satunya bersedia menunggu masa menjanda atau mendudanya. Wheeelwh wheeeleh ahaha
n. Karena Memiliki Cacat
Tidak bisa dipungkiri orang yang memiliki cacat (baik fisik maupun mental) memiliki bargaining position rendah dalam blantika perjodohan. Meski kecacatan merupakan keadaan yang tidak diinginkan, tapi itulah realitasnya. “kalau banyak calon pasangan yang normal, kenapa harus nyari yang abnormal?”. Begitu kira-kira alasannya. Alasan yang bisa diterima bahkan sangat rasional.
o. Trauma
Trauma masa lalu bisa berakibat pada betahnya seseorang ngejomblo. Adanya ketakutan, ngeri, malu, merasa tak pantas mendapatkan pasangan, merasa diri kotor adalah dampak adanya trauma. Hal hal bisa mengakibatkan seseorang trauma misalnya sering disakiti oleh lawan jenis. Kejadian itu menyebabkan sikap antipasti dan memutuskan untuk menjaga jarak dengan lawan jenisnya.
p. Pasif dan Terlalu Malu
Menjadi orang yang pasif dan terlalu pemalu bisa menghambat seseorang dalam mendapatkan pasangan. Pasif sendiri memiliki arti tidak mau bergerak alias berdiam diri. Begitu pun dengan terlalu pemalu bisa berakibat pada sempitnya pergaulan. Lha bagaimana mau dapat jodoh orang gak mau usaha dan tidak mau ngomong nggak berani, apalagi mengomongkan tentang pasangan. Bisa diam seribu bahasa nih.
dikutip Hilman Fitri dari buku "Super Jomblo"

Comments

Popular posts from this blog

Ilmu Badi' علم البديع

KAJIAN BALAGHAH: JINAS

المشاكلة في البلاغة