ENAK & NGGAK ENAKNYA JADI JOMBLO???

Hilman Fitri
di sela-sela liatin anak anak latihan pentas kenaikan kelas di SDIT Uswatun Hasanah
Enak dan enggak enaknya jadi jomblo? Sebenarnya saya bingung untuk membahasakan poin ini. Tapi ketika saya bolak balik, saya coba cocok-cocokkan dengan keadaan dan konteks yang ada, ternyata kata inilah yang menurut saya tepat untuk mewakili ulasan yang akan saya paparkan. Yah, mungkin bahasanya agak terkesan dipaksakan sih, masa konteks jomblo disamakan dengan rasa makanan: enak dan gak enak. Nah loh, gimana coba. Terus terang dalam memilih diksi untuk poin ini cukup menyita pikiran dan waktu saya.
Yah, dengan berbagai pertimbangan dan agak dipaksakan akhirnya saya memilih kata ini untuk mewakili apa yang akan sya ungkapkan. Begitu ya friends, kalau kalian enggak pada sepakat yah ganti saja sendiri hehe. Kira-kira kata apa yang pas untuk menyebutkan keadaan ‘kurang dan lebihnya’ jadi jomblo, gitu maksud saya. Insya Allah bisa dipahami ya?
Next, konteks kata enak dan enggak enak di sini sebenarnya mengacu pada keadaan, bukan pada rasa. Begitu kira-kira, sodaraa hehe!! Saya yakin kalian paham dengan apa yang saya inginkan.
1) Enaknya menjomblo
Sebenarnya enak dan tidaknya suatu keadaan tergantung dari masing-masing bagaimana mensikapi dan mengatur hal tersebut. Bisa jadi enak bagi beberapa orang, tapi tidak enak bagi kelompok lain. Begitu sebaliknya, jadi enak dan tidak enak itu bersifat relatif dan tidak mutlak.
Setidaknya ada tiga poin besar enaknya ngejomblo. Biar kelihatannya nggak ada enaknyha, ngejomblo itu tetap ada enaknya juga lho! Apa sih enaknya itu? Lebih jelasnya simak deh pemaparan berikut.
a. Lepas dari tanggung jawab
Bagi yang lajang, tanggung jawab lebih ringan dibanding yang sudah berkeluarga. Bayangin aja nih, kalau sudah menikah, mikir ini mikir itu, belum lagi urusan tetek b engek dan segala urusan keluarga yang harus ditanggung oleh pasutri yang sudah jadi mantan jomblo.
Bagi laki-laki, enaknya menjomblo itu lepas dari tanggung jawab menafkahi anak istri. Sedangkan bagi perempuan, menjomblo itu lepas dari tangung jawab merawat dan mengurus rumah tangga, melahirkan dan membesarkan anak, juga memasak dan melayani suami.
b. Lebih free dari sisi waktu, pengawasan bodyguard, berkarier di luar rumah
Free disini bukan berarti bebas tanpa batas. Tapi dalam konteks ini lebih mengacu pada kelonggaran, kelebihan, dan atau terhindar dari sesuatu. Misalnya lebih free dari sisi waktu berarti memiliki waktu yang lebih longgar; free dari pengawasan bodyguard berarti terhindar dari pengawasan orang lain saat butuh privacy, dan seterusnya.
c. Tidak terlalu banyak tuntutan
Ngomong-ngomong masalah tuntutan, bukan hanya berhubungan dengan demonstrasi lho. Tuntutan ini ada kaitannya dengn tanggung jawab dan cinta. Wah, kalo sudah berbicara masalah cinta nih, berbusa-busa deh!hehe ....bagi kalian yang saat ini masih jomblo ataupun yang sudah mantan jomblo, pasti bisa merasakan deh. Iya apa iya, hayooooo!
2) Tidaknya enaknya menjomblo
Ada beberapa oknum yang saya temui, ketika saya tanya nggak enaknya jadi jomblo apa sih? Ternyata jawaban yang saya terima hampir sama. Kalaupun beda itu Cuma redaksional dan cara pengungkapannya saja. Lalu kembali saya pertanyakan pada diri saya, kira-kira memang itulah jawabnya. Ini nih, nggak enaknya ngejomblo.
a. Apa-apa sendiri, coy!!!
Bener kan? Ngejomblo itu apa-apa sendiri dan ke mana-mana sendiri. Sebuah konsekuensi yang memang yang harus dihadapi. Makan sendiri nggak ada yang nyiapin, pergi sendiri nggak ada yang nganterin, tidur sendiri nggak ada yang nemenin. Full mandiri laah hahaha
b. Keamanan terganggu berat coooy!
Biasanya yang jadi pengganggu itu adalah KPG alias kaum pria genit. Begitu lewat wanita sendirian saja suit suitan dech bermunculan kanan-kirinya. Kongkow-kongkow di pinggir jalan ngisengin cewek lewat. Siapa tahu bisa kenalan dan berlanjut jadian. Huh, kayak nggak ada kerjaan lain saja yaa!!!
c. Risih, kapan Nikahnya??
d. Menderita lahir batin, brader

Comments

Popular posts from this blog

Ilmu Badi' علم البديع

المشاكلة في البلاغة

Shalawat Istri Nu Bakti