FILSAFAT PENDIDIKAN PLATO
Filsafat
Barat tidak lain hanyalah catatan kaki dari filsafat Plato (Isaac Newton)
Plato adalah murid Socrates yang terkemuka. Ia menyerap
ajaran-ajaran pendidikan Socrates serta mengembangkan ke dalam system
filsafatnya sendiri secara lengkap. Plato ini pulalah yang mendirikan sebuah
akademi, suatu pusat untuk studi. Uniknya, biaya pendirian kampus ini adalah
hasil uang yang dikumpulkan teman-teman Plato di Athena untuk mennganti uang
tebusan yang digunakan pedang Mesir saat menebus Plato ketika ia jatuh dalam
perbudakan.
Plato lahir di keluarga aristocrat kaya. Plato
kehilangan ayahnya, Arison, yang mengaku keturunan Cadmus yang pernah berkuasa
abad ke -7 SM sebagai raja terakhir Athena. Ibu Plato, Perictiones, adalah
keturunan keluarga Solon, seorang pembuat undang-undang, penyair, dan pemimpin
militer dari kaum ningrat dan pendiri terkemukaa demokrasi Athena.
Bagi plato, pendidikan suatu bangsa harus
dilaksanakan untuk kepentingan Negara dan perorangan. Pendidikan harus memberikan
kesempatan kepadanya untuk tampil menunjukkan kesanggupan diri pribadina. Bagi
Negara, pendidikan bertanggung jawab memberikan perkembangan kepada warga
negaranya agar dapat berlatih, terdidik, dan merasakan bahagia dalam
menjalankan peranannya saat melaksanakan kehidupan kemasyarakatan.
Di sebuah Negara, idealnya pendidikan
memperoleh tempat yang diutamakan serta mendapat perhatian yang paling khusus
sebab ia adalah panggilan mulia yang diselenggarakan oleh Negara. Pendidikan
sebenarnya merupakan suatu tindakan pembebasan dari belenggu ketidaktahuan dan
ketidakbenaran.
Sebab, dengan pendidikan orang-orang akan
mengetahui apa yang benar dan apa yang tidak benar. Dengan pendidikan pula,
orang-orang akan mengenal apa yang baik dan apa yang jahat. Orang-orang juga
akan menyadari mana yang patut dan mana yang tidak patut, dan yang paling
dominan dari semua itu adalah bahwa pendidikan akan lahir kembali (they shell
be born again).
Dengan demikian, jelaslah pula bahwa peranan
pendidikan yang paling utama bagi manusia adalah membebaskan dan memperbaharui.
Pembebasan dan pembaruan itu akan membentuk manusia utuh, yaitu manusia yang
berhasil menggapai segala keutamaan dan moralitas jiwa mengantarnya ke ide yang
lebih tinggi, yaitu kebajikan, kebaikan, dan keadilan. Cita-cita Plato yang
paling agung terus digenggamnya sampai akhir hayatnya.
Maksud pendidikan menurut Plato yang lain
adalah menemukan kemampuan-kemampuan ilmiah setiap individu dan melatihnya
sehingga ia menjadi seorang warga Negara yang baik. Di sini Plato membuat
tekanan bahwa pendidikan perlu direncanakan dan diprogramkan sebaik-baiknya
agar mampu mencapai sasaran yang diidamkan.
Dengan pengertian lain, pendidikan yang baik
haruslah direncanakandan diprogramkan dengan baik pula, guna berhasil menunjang
rencana propaganda dan sensor. Propaganda perlu untuk menanamkan program
pendidikan. Pemerintah harus mengadakan motivasi, semangat loyalitas,
kebersamaan, dan kesatuan cinta akan kebaikan dan keadilan.
Adapun hal yang terlewatkan oleh Plato dalam
bidang pendidikan terlihat pada pendidikan dasar dan pendidikan untuk kelas
penghasil yang merupakan satu satunya kelas dalam golongan karya yang
sebenarnya merupakan golongan terbesar dalam Negara.
Bagi Plato, pendidikan direncanakan dan
deprogram menjadi tiga tahap berdasarkan tingkat usia. Tahap pertama adalah
pendidikan yang diberikan kepada remaja hingga usia dua puluh tahun. Tahap
keua, pendidikan dari usia dua puuh tahun sampai tiga puluh tahun. Dan tahap
ketiga, pendidikan dari tiga puluh tahun sampai usia empat puluh tahun.
*dikutip oleh Hilman Fitri dari buku “Filsafat
Pendidikan_Teguh Wangsa”
Comments
Post a Comment