ETIKA SOSIAL REMAJA DALAM ALQURAN DAN AS SUNNAH
Hilman Fitri
Alquran
mengatur perbuatan-perbuatan remaja dan hubungan-hubungannya dengan anggota
masyarakat, serta membekalinya dengan kemampuan untuk ikut merasakan
kegembiraan dan kesedihan yang dirasakan orang lain. Kemampuan ini adalah salah
satu factor yang memungkinkannya untuk menyusaikan diri dengan lingkungan
social tempat dia hidup.
An-Nu’man bin
Basyiir meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,
تَرَى المُؤْمِنِينَ فِي تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَادِّهِمْ
وَتَعَاطُفِهِمْ، كَمَثَلِ الجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى عُضْوًا تَدَاعَى لَهُ
سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ وَالحُمَّى» (البخاري: 8، 1422ه، 6011)
“Engkau melihat orang-orang beriman dalam berkasih sayang,
saling bersahabat, saling bersimpati bagaikan sebuah tubuh ketika satu anggota
tubuh mengadu kesakitan maka seluruh badannya akan merespon dengan demam dan
meriang. (H.R. Bukhari: Juz 8: 1422H: No. 6011)
Jadi, remaja
muslim di masyarakatnya ibarat satu anggota tubuh. Dan jelas bahwa
terjangkitnya satu bagian dari tubuh oleh penyakit menyebabkan seluruh tubuh
merespons dan terpengaruh. Ini adalah sebuah isyarat, sering kali Islam
mengingatkan orang muslim kepadanya. Barangkali hal itu meliputi seluruh
interaksi social. Dia adalah pembatas bagi egoism dan, pada saat yang sama,
mengingatkan si penganiaya akan rasa sakit yang seharusnya ida rasakan sebagai
akibat dia menyakiti saudaranya. Dia harus ikut merasakan sakitnya dan berjaga
malam merawat sakitnya. Dan itu adalah pembatas internal yang menghalangi
remaja menimpakan mudharat kepada anggota masyaraakat muslim.
Pendidikan
social dalam alquran meliputi pembinaan dan pembentukan individu yang berakhlak
tinggi agar dia menjadi pembuka kebaikan dan penutup kejahatan pada setiap
waktu; menyucikan jiwa remaja dari semua akhlak rendah, memperkuat di dalam
dirinya factor-faktor pendorong amal saleh. Hal itu tidak akan terealisasi
tanpa pengembangan pemahaman akhlak dan perilaku social, agar terbuka baginya
kesempatan untuk mengetahui hikmah prinsip-prinsip akhlak, dan agar dia bias
membedakan antara perilaku yang baik dan perilaku yang buruk..
Kenyataannya,
apa yang digariskan oleh Alquran dan sunnah Rasulullah (berupa akhlak-akhlak
mulia, serta prinsip-prinsip social yang tinggi) tidak disamai oleh teori
pendidikan kuno maupun kontemporer yang manapun. Karena semua nilai akhlak dan
prinsip (kuno maupun kontemporer) tersebut mendirikan dasar-dasarnnya di atas
akal manusiia dan warisan adat dan tradisi, dan tidak memberi petunjuk dengan
cahaya wahyu. Sebaliknya hendaklah hal itu dilandasi nilai-nilai Islami yang
menjadi cirri khas pendidikan Islam.
Comments
Post a Comment