MU’TAZILAH DENGAN PENGINGKARANNYA AKAN SIKSA KUBUR
Hilman Fitri
Kepala
Perpustakaan SDIT Uswatun Hasanah Kota Banjar
Di antara masalah masalah yang telah ditetapkan kebenarannya oleh
sunnah dan diingkari oleh kaum mu’tazilah adalah keberadaan siksa kubur. Al
Asy’ari berkata: “Kaum Mu’tazilah dan khawarij adalah orang-orang yang
meniadakan siksa kubur” (Maqalatul Islamiyyah, 2/116).
Selanjutnya al Qadhi Abdul Jabbar mulai memilah kaum mu’tazilah ke
dalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah orang-orang yang mengingkari
keberadaan siksa kubur. Kelompok kedua adalah orang-orang yang meyakini adanya
siksa kubur. Di antara orang yang masuk ke dalam kelompok pertama adalah Dharar
bin’ Amr. Ia adalah pengikut Washil bin ‘Atha. Kemudian ia mengemukakan
bukti-bukti orang-orang yang mengingkari adanya siksa kubur. Ia berkata:
“Sesungguhnya orang yang meninggal ketika dikebumikan, maka ia sudah tidak bias
mendengar, tidak melihat, tidak merasakan, dan tidak merasa enak. Lalu
bagaimana mungkin ia disiksa setelah mati.” Selanjutnya ia berkata:
“Orang-orang tua kami telah mengingkari keberadaan siksa kubur dalam setiap
keadaan” (Fadhul Izzah, 202).
Pendapat ini jelas bertentangan dengan apa yang telah diterapkan
oleh Rasulullah saw. Imam Bukhari telah menyusun bab khusus dalam bab kitab al
Janaiz yang beliau sebut dengan bab tentang hadis-hadis yang menerangkan
keberadaan siksa kubur (lihat fathul Bari’, 3/373). Dalam bab ini,
beliau menuliskan banyak sekali hadis yang berkaitan dengan masalah ini. Di
antaranya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik R.A. bahwa
Rasulullah saw bersabda:
………………………………………………………………………
“Sesungguhnya ketika seorang hamba diletakkan di dalam kuburnya dan
para sahabatnya telah meninggalkaannya. Maka sebenarnya ia mendengar derap
langkah sandal sandal mereka. Pada saat itulah, dua malaikat mendatanginya dan
menundukkannya. Kemudian kedua malaikat itu bertanya kepadanya: apa yang kamu
katakana kepada orang lain, yakni Muhammad saw?.......(lihat Fathul Bari’
3/ 480)
Sebagaimana Abu Daud dan an Nasa’I, at Tirmdzi pun menyusun bab
khusus mengenai masalah ini seperti yang telah dilakukan oleh Imam Bukhari.
Mereka menyebutkan banyak sekali hadis yang menetapkan keberadaan siksa kubur.
Comments
Post a Comment