TEORI TEORI BELAJAR SEBELUM ABAD KE 20

Hfd
Sebelum abad ke 20 telah berkembang beberapa teori belajar yaitu teori disiplin mental, teori pengembangan alamiah (natural unfoldment) atau self actualization, dan teori apersepsi. Hingga sekarang teori teori ini masih dirasakan pengaruhnya di sekolah sekolah. Ketiga teori belajar ini mempunyai satu ciri yang sama yaitu teori teori itu dikembangkan tanpa dilandasi eksperimen. Ini berarti bahwa dasar orientasinya ialah filosofis atau spekulatif. Teori disiplin mental (Plato, Aristoteles) menganggap bahwa dalam belajar mental siswa didisiplinkan atau dilatih. Dalam mengajar siswa membaca misalnya guru pengikut teori ini melatih otot otot mental siswa
 Guru-guru ini mula mula akan memberikan daftar kata kata yang dinginkannya dengan menggunakan kartu kartu di mana tertulis setiap kata itu. Selanjutnya mereka melatih siswa siswa mereka, dan setiap hari diberi tes, dan siswa siswa yang belum pandai harus kembali sesudah jam sekolah untuk dilatih lagi.
Teori yang berlawanan sekali dengan teori disiplin mental ialah teori perkembangan alamiah. Menurut teori ini, anak itu berkembang secara alamiah. Pengembang pengembang teori ini adalah J.J Rousseau, ahli pendidik Swis Heinrich Pestalozzi, dan ahli filsafat, pendidik dan penemu gerakan "Kindergarten" dari Jerman Friedrich Froebel. Para guru yang mengikuti teori ini mula mula akan menunggu hingga siswa siswa menyatakan keinginannnya untuk belajar membaca misalnya sebelum mereka mencoba mengajar siswa siswa ini membaca. Jadi guru guru lebih mementingkan perkembangan kemayangan (maturation development) dari pada menanamkan keterampilan keterampilan tertentu. Lagi pula mereka menginginkan agar belajar itu merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi anak.
Selain dua teori tersebut ada juga yang disebut dengan teori Apersepsi. Menurut teori apersepsi, belajar merupakan suati proses terasosiasinya gagasan gagasan baru dengan gagasan gagasan lama yang sudah membentuk pikiran. Para pengikut teori ini akan mengajar siswa siswa membaca misalnya mulai dari abjad, dan berusaha agar para siswa dapat mengenal dan mengucapkan setiap huruf . kemudian mereka akan mengatakan bagaimana huruf huruf itu digabung gabungkan untuk membentuk kata kata, bagaimana huruf membuat bunyi, bagaimana bunyi menjadi bersatu, dan bagaimana huruf huruf hidup dan huruf huruf mati berperan. Dengan lain perkataan, guru akan memberikan aturan-aturan pada siswa. Lalu guru ini akan membicarakan benda benda atau makhluk makhluk hidup yang telah dikenal para siswa, misalnya kucing, anjing, kuda dan lain lain. Kemudian guru akan menulis di papan tulis kuda, dan menerangkan bahwa kata ini menggambarkan kuda. Guru ini berkeinginan terutama untuk membuat pelajaran membaca itu menarik, dan berusaha agar para siswa memperoleh gagasan gagasan yang benar dari membaca.
Apersepsi, berlawanan dengan disiplin mental dan pengembangan alamiah, merupakan suatu asosiasionisma mental yang dinamis, didasarkan pada premis fundamental, bahwa tidak ada gagasan bawaan (sejak lahir); apapun yang diketahui seseorang datang dari luar dirinya. Nama yang banyak dihubungkan dengan teori ini ialah Johan Fiedrich Herbart yang untuk pertama kali mengembangkan psikologi belajar secara sistematis dari teori tabula rasa mengenai pikiran.








Comments

Popular posts from this blog

Ilmu Badi' علم البديع

KAJIAN BALAGHAH: JINAS

المشاكلة في البلاغة