RABU WEKASAN DAN ANGGAPAN BULAN SIAL

Orang orang awan biasa menulis ayat ayat tentang keselamatan di atas secarik kertas, misalnya ayat "Salamun 'ala Nuh fil 'alamin" pada hari rabu terakhir bulan Safar, kemudian meletakkannya di dalam bejana untuk diminum airnya dan untuk mencari keberkahannya karena mereka berkeyakinan bahwa hal itu akan menghilangkan nasib buruk. Ini adalah keyakinan yang sama sekali salah dan harus dicegah. Juga keyakinan akan tertimpa kesialan jika makan mentega, ikan, dan minum susu pada hari sabtu dan rabu. Semua ini menunjukkan bahwa syetan telah mampu mewujudkan keinginannya di kalangan manusia dan menghidupkan kembali kebiasaan jahiliyyah karena hal tersebut bertolak belakang dengan Islam.
Dalam Musnad dan Shahih Bukhari diriwayatkan Rasulullah bersabda: Thiyarah (menganggap sial karena pertanda dari sebuah kejadian) adalah syirik. Thabrani meriwayatkan "Bukan termasuk golongan kami orang yang berthiyarah atau minta untuk berthiyarah, mendukun atau minta untuk mendukun, melakukan sihir atau minta untuk melakukan sihir. Sedangkan kitab jami'us shagir karangan Jalaludin as Sayuti terdapat riwayat bahwa Rasulullah bersabda "Tidak ada penyakit menular, tidak ada thiyarah, tidak ada pertanda sial dengan burung hantu, tidak ada kesialan pada bulan Safar, dan tidak ada Ghaul yang menyesatkan. Lalu bagi orang yang terlanjur telah melakukan thiyarah maka kafaratnya ialah اللهم لا طير إلا طيرك ولا خير إلا خيرك ولا إله غيرك.

Comments

Popular posts from this blog

Ilmu Badi' علم البديع

KAJIAN BALAGHAH: JINAS

المشاكلة في البلاغة