KEUTAMAAN PUASA ASYURA’
Hilman Fitri
Puasa asyura adalah puasa pada hari kesepuluh bulan Muharram (al Mughni, 3: 57; Zadul Ma’ad, 2: 66).
Adapun keutamaan puasa ini adalah ia merupakan puasa paling utama setelah puasa Ramadhan, sebagaimana disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a., Ia berkata, “Rasulullah saw bersabda:
أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم و أفضل الصلاة بعد الفريضة صلاة الليل
“Puasa yang paling utama sesudah puasa Ramadhan ialah puasa pada bulan Muharram, dan shalat yang paling utama sesudah shalat fardhu ialah shalat malam.” (H.R. Muslim, Ash –Shiyam, 1163)
Hari Asyura’ adalah hari ketika Nabi Musa a.s. diselamatkan oleh Allah Ta’ala dari kejaran Fir’aun dan bala tentaranya, Ibnu Abbas r.a. meriwayatkan hal ini:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، لَمَّا قَدِمَ المَدِينَةَ، وَجَدَهُمْ يَصُومُونَ يَوْمًا، يَعْنِي عَاشُورَاءَ، فَقَالُوا: هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ، وَهُوَ يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى، وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ، فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ، فَقَالَ «أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ» فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
“Rasulullah saw. datang ke kota Madinah, lalu beliau mendapati orang-orang Yahudi sedang berpuasa di hari Asyura. Maka beliau bertanya kepada mereka, ‘Hari apakah ini, yang kalian berpuasa di dalamnya?’ Mereka menjawab, ‘Hari ini adalah hari yang agung, hari ketika Allah memenangkan Musa dan kaumnya serta menenggelamkan Fir’aun dan kaumnya. Maka Musa berpuasa pada hari itu untuk menyatakan rasa syukurnya, dan kami pun ikut berpuasa pada hari itu.’ Rasululllah saw bersabda, ‘Kami lebih berhak dan lebih utama untuk memuliakan Musa daripada kalian.’ Maka beliau pun berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa pada hari itu. (H.R. Bukhari, al Manaqib 3727)
Pahala puasa ini ialah dapat menggugurkan dosa satu tahun yang lalu, hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Qatadah r.a.:
أن رسول الله سئل عن صيام يوم عاشوراء فقال يكفر السنة الماضية
“Bahwasannya Rasulullah saw. pernah ditanya tentang puasa pada hari Asyura. Maka beliau menjawab, Ia dapat menghapus dosa setahun lalu.” (H.R. Muslim, Ash Shiyam, 1162)
Karena puasa ini juga dilakukan oleh orang-orang Yahudi, maka Rasulullah saw berniat untuk menyelisihi mereka dengan menambahkan puasa pada tanggal sembilannya, Ibnu Abbas r.a. berkata, “Rasulullah saw bersabda:
لئن بقيت إلى قابل (أي السنة القادمة) لأصومن التاسع
“Seandainya aku masih hidup sampai tahun yang akan datang, niscaya aku akan berpuasa pada hari kesembilan.” (H.R. Muslim, Ash Shiyam, 1134)
Dari beberapa hadis di atas kita ulas kembali bahwa puasa hari Asyura dilakukan pada hari kesepuluh bulan Muharram, hari ketika Allah menyelamatkan Nabi Musa a.s. dari Fir’aun. Puasa Asyura’ merupakan sunnah yang telah ditetapkan oleh Rasulullah saw yang dengannya Allah akan menghapuskan-sebagai rahmat dan karunia dari-Nya- dosa-dosa setahun yang lalu.
Sebagai kesimpulan, dapat kita ambil dari penjelasan ini:
1. Keutamaan puasa di bulan Muharram.
2. Sunnahnya puasa pada hari kesepuluh bulan Muharram, karena ia adalah hari ketika Allah menyelamatkan Musa dari Fir’aun.
3. Puasa Asyura’ dapat menghapuskan dosa-dosa (selain dosa besar) setahun yang lalu.
4. Disunnahkan puasa pada hari kesembilan (Tasu’a) di samping puasa hari kesepuluh, untuk menyelisihi orang-orang Yahudi.
Puasa asyura adalah puasa pada hari kesepuluh bulan Muharram (al Mughni, 3: 57; Zadul Ma’ad, 2: 66).
Adapun keutamaan puasa ini adalah ia merupakan puasa paling utama setelah puasa Ramadhan, sebagaimana disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a., Ia berkata, “Rasulullah saw bersabda:
أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم و أفضل الصلاة بعد الفريضة صلاة الليل
“Puasa yang paling utama sesudah puasa Ramadhan ialah puasa pada bulan Muharram, dan shalat yang paling utama sesudah shalat fardhu ialah shalat malam.” (H.R. Muslim, Ash –Shiyam, 1163)
Hari Asyura’ adalah hari ketika Nabi Musa a.s. diselamatkan oleh Allah Ta’ala dari kejaran Fir’aun dan bala tentaranya, Ibnu Abbas r.a. meriwayatkan hal ini:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، لَمَّا قَدِمَ المَدِينَةَ، وَجَدَهُمْ يَصُومُونَ يَوْمًا، يَعْنِي عَاشُورَاءَ، فَقَالُوا: هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ، وَهُوَ يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى، وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ، فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ، فَقَالَ «أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ» فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
“Rasulullah saw. datang ke kota Madinah, lalu beliau mendapati orang-orang Yahudi sedang berpuasa di hari Asyura. Maka beliau bertanya kepada mereka, ‘Hari apakah ini, yang kalian berpuasa di dalamnya?’ Mereka menjawab, ‘Hari ini adalah hari yang agung, hari ketika Allah memenangkan Musa dan kaumnya serta menenggelamkan Fir’aun dan kaumnya. Maka Musa berpuasa pada hari itu untuk menyatakan rasa syukurnya, dan kami pun ikut berpuasa pada hari itu.’ Rasululllah saw bersabda, ‘Kami lebih berhak dan lebih utama untuk memuliakan Musa daripada kalian.’ Maka beliau pun berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa pada hari itu. (H.R. Bukhari, al Manaqib 3727)
Pahala puasa ini ialah dapat menggugurkan dosa satu tahun yang lalu, hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Qatadah r.a.:
أن رسول الله سئل عن صيام يوم عاشوراء فقال يكفر السنة الماضية
“Bahwasannya Rasulullah saw. pernah ditanya tentang puasa pada hari Asyura. Maka beliau menjawab, Ia dapat menghapus dosa setahun lalu.” (H.R. Muslim, Ash Shiyam, 1162)
Karena puasa ini juga dilakukan oleh orang-orang Yahudi, maka Rasulullah saw berniat untuk menyelisihi mereka dengan menambahkan puasa pada tanggal sembilannya, Ibnu Abbas r.a. berkata, “Rasulullah saw bersabda:
لئن بقيت إلى قابل (أي السنة القادمة) لأصومن التاسع
“Seandainya aku masih hidup sampai tahun yang akan datang, niscaya aku akan berpuasa pada hari kesembilan.” (H.R. Muslim, Ash Shiyam, 1134)
Dari beberapa hadis di atas kita ulas kembali bahwa puasa hari Asyura dilakukan pada hari kesepuluh bulan Muharram, hari ketika Allah menyelamatkan Nabi Musa a.s. dari Fir’aun. Puasa Asyura’ merupakan sunnah yang telah ditetapkan oleh Rasulullah saw yang dengannya Allah akan menghapuskan-sebagai rahmat dan karunia dari-Nya- dosa-dosa setahun yang lalu.
Sebagai kesimpulan, dapat kita ambil dari penjelasan ini:
1. Keutamaan puasa di bulan Muharram.
2. Sunnahnya puasa pada hari kesepuluh bulan Muharram, karena ia adalah hari ketika Allah menyelamatkan Musa dari Fir’aun.
3. Puasa Asyura’ dapat menghapuskan dosa-dosa (selain dosa besar) setahun yang lalu.
4. Disunnahkan puasa pada hari kesembilan (Tasu’a) di samping puasa hari kesepuluh, untuk menyelisihi orang-orang Yahudi.
Comments
Post a Comment