BELAJAR DAN UJIAN: FAKTOR PENDUKUNGNYA
HFD
Banyak siswa menanyakan cara belajar yang paling berhasil, jumlah jam membaca, dan bagaimana seharusnya belajar. Menjelang ujian, siswa hidup dalam kebingungan seperti gelisah, kalut, dan takut. Oleh sebab itu, penulis merasa perlu memaparkan topik ini karena berkaitan erat dengan kehidupan siswa dan masa depannya.
Sebenarnya belajar yang sukses kurang lebih bertumpu pada empat faktor, yaitu fisik, psikis, sosial dan religion/ spiritual.
A. Faktor fisik
Saat belajar, siswa mesti dalam kondisi sehat fisik dan menikmati kesehatan syarafnya. Sebab pengaruh kekacauan fisik terhadap belajar akan mengakibatkan tidak konsentrasi, depresi, dan kejenuhan.
Siswa harus tidur selama delapan jam sehari, selalu menjaga kebugaran dengan melakukan olahraga secara teratur dan memperhatikan nutrisi yang dimakan.
Hendaklah cara duduk ketika belajar tidak terlalu santai, sehingga tidak akan mengundang adanya rasa malas. Ambil posisi tubuh yang sesuai, sehingga dapat merenggangkan urat syaraf dan berkonsentrasi. Siswa yang belajar dengan tekun dan konsentrasi, lebih cepat mengerti dan lebih kuat hafalannya daripada siswa yang belajar santai. Hal itu akan meningkat jikalau ruang belajar jauh dari kebisingan karena belajar itu membutuhkan konsentrasi dan perasaan tentram.
B. Faktos Psikis
Siswa harus memiliki jadwal belajar dan menjalankannya. Jadwal itu mesti fleksibel dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Adalah suatu kesalahan jika siswa belajar bersama seorang teman atau lebih dalam semua pelajaran dan pada semua kesempatan. Karena kemampuan siswa beragam, maka hal itu memperlambat belajar siswa yang cerdas dan membingungkan siswa yang kurang cerdas.
Minat siswa terhadap pelajaran tertentu dan mudah menurutnya menyebabkan asyik membaca untuk memuaskan minatnya dan menghindari pelajaran lain. Sebab itu, siswa harus sadar agar tidak menghabiskan waktunya untuk pelajaran tersebut dan mengabaikan pelajaran lain, sehingga mengganggu kepwntingan belajarnya.
Hendaklah sisqa mengulang pelajaran yang lalu sebelum mempelajari tema baru dan berusaha mengaitkan unsur unsur pelajaran lalu dengan pelajaran yang baru agar terjalin hubungan yang kiat dalam pikirannya. Selain itu, dia mesti membaca sebuah tema beserta subtemanya, kemudian memahami poin poin utama tiap paragraf dan memperhatikan gagasan utama pelajaran itu.
Perhatian, konsentrasi, dan kesadaran yang penuh merupakan persoalan yang sangat penting untuk mengokohkan materi pelajaran yang dihafal. Hafalan yang disimpan tanpa disengaja berbeda dengan hafalan yang disimpan secara teratur dan cermat.
C. Faktor Sosial
Sekolah sekolah saat ini kurang memperhatikan kebiasaan membaca pada siswa. Jika siswa mulai belajar di saat akan menghadapi ujian maka ia akan merasa resah dan gelisah. Sebab dia melakukan hal yang tidak biasa dilakukan sebelumnya. Padahal dia mengetahuo bahwa membangun kebiasaan membaca meruoakan bagian dari proses pendidikan yang mesti dilakukan sekolah.
Adapun tugas keluarga mesti membuat suasana belajar yang tenang bagi anak. Jangan mengancamnya dengan perkataan tidak boleh gagal. Karena akan membuat siswa terus menerus dihantui perasaan takut gagal pada saat belajar. Akhirnya muncul perasaan kacau dan gelisah.
D. Faktor spiritual
Ketika semua faktor sebelumnya dijalankan, maka faktor yang paling menentukkan ketika mereka meraih kegagalan atau kah keberhasilan setelah dilaksanakannya semua faktor sebelumnya, apakah ia akan menjadi sombong atau kah malah frustasi tingkat tinggi ialah faktor dimana ia harus menyerahkan hasil dari semua daya upaya yang ia usahakan kepada Sang Maha Pemberi Keputusan yang Terbaik yang biasa disebut dengan istilah tawakal. Faktor inilah yang penulis sebut dengan faktor spiritual, so ketika ia sudah bertawakal kepada yang Maha Pemberi Keputusan Terbaik ia tidak akan merasa sombong karena ia menyadari Sang Al Mutakkabbir dan tidak akan putus asa karena ada Sang Maha ar Razaaq dan al Wahhaab.
Okey sekian dulu terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan ini......
Banyak siswa menanyakan cara belajar yang paling berhasil, jumlah jam membaca, dan bagaimana seharusnya belajar. Menjelang ujian, siswa hidup dalam kebingungan seperti gelisah, kalut, dan takut. Oleh sebab itu, penulis merasa perlu memaparkan topik ini karena berkaitan erat dengan kehidupan siswa dan masa depannya.
Sebenarnya belajar yang sukses kurang lebih bertumpu pada empat faktor, yaitu fisik, psikis, sosial dan religion/ spiritual.
A. Faktor fisik
Saat belajar, siswa mesti dalam kondisi sehat fisik dan menikmati kesehatan syarafnya. Sebab pengaruh kekacauan fisik terhadap belajar akan mengakibatkan tidak konsentrasi, depresi, dan kejenuhan.
Siswa harus tidur selama delapan jam sehari, selalu menjaga kebugaran dengan melakukan olahraga secara teratur dan memperhatikan nutrisi yang dimakan.
Hendaklah cara duduk ketika belajar tidak terlalu santai, sehingga tidak akan mengundang adanya rasa malas. Ambil posisi tubuh yang sesuai, sehingga dapat merenggangkan urat syaraf dan berkonsentrasi. Siswa yang belajar dengan tekun dan konsentrasi, lebih cepat mengerti dan lebih kuat hafalannya daripada siswa yang belajar santai. Hal itu akan meningkat jikalau ruang belajar jauh dari kebisingan karena belajar itu membutuhkan konsentrasi dan perasaan tentram.
B. Faktos Psikis
Siswa harus memiliki jadwal belajar dan menjalankannya. Jadwal itu mesti fleksibel dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Adalah suatu kesalahan jika siswa belajar bersama seorang teman atau lebih dalam semua pelajaran dan pada semua kesempatan. Karena kemampuan siswa beragam, maka hal itu memperlambat belajar siswa yang cerdas dan membingungkan siswa yang kurang cerdas.
Minat siswa terhadap pelajaran tertentu dan mudah menurutnya menyebabkan asyik membaca untuk memuaskan minatnya dan menghindari pelajaran lain. Sebab itu, siswa harus sadar agar tidak menghabiskan waktunya untuk pelajaran tersebut dan mengabaikan pelajaran lain, sehingga mengganggu kepwntingan belajarnya.
Hendaklah sisqa mengulang pelajaran yang lalu sebelum mempelajari tema baru dan berusaha mengaitkan unsur unsur pelajaran lalu dengan pelajaran yang baru agar terjalin hubungan yang kiat dalam pikirannya. Selain itu, dia mesti membaca sebuah tema beserta subtemanya, kemudian memahami poin poin utama tiap paragraf dan memperhatikan gagasan utama pelajaran itu.
Perhatian, konsentrasi, dan kesadaran yang penuh merupakan persoalan yang sangat penting untuk mengokohkan materi pelajaran yang dihafal. Hafalan yang disimpan tanpa disengaja berbeda dengan hafalan yang disimpan secara teratur dan cermat.
C. Faktor Sosial
Sekolah sekolah saat ini kurang memperhatikan kebiasaan membaca pada siswa. Jika siswa mulai belajar di saat akan menghadapi ujian maka ia akan merasa resah dan gelisah. Sebab dia melakukan hal yang tidak biasa dilakukan sebelumnya. Padahal dia mengetahuo bahwa membangun kebiasaan membaca meruoakan bagian dari proses pendidikan yang mesti dilakukan sekolah.
Adapun tugas keluarga mesti membuat suasana belajar yang tenang bagi anak. Jangan mengancamnya dengan perkataan tidak boleh gagal. Karena akan membuat siswa terus menerus dihantui perasaan takut gagal pada saat belajar. Akhirnya muncul perasaan kacau dan gelisah.
D. Faktor spiritual
Ketika semua faktor sebelumnya dijalankan, maka faktor yang paling menentukkan ketika mereka meraih kegagalan atau kah keberhasilan setelah dilaksanakannya semua faktor sebelumnya, apakah ia akan menjadi sombong atau kah malah frustasi tingkat tinggi ialah faktor dimana ia harus menyerahkan hasil dari semua daya upaya yang ia usahakan kepada Sang Maha Pemberi Keputusan yang Terbaik yang biasa disebut dengan istilah tawakal. Faktor inilah yang penulis sebut dengan faktor spiritual, so ketika ia sudah bertawakal kepada yang Maha Pemberi Keputusan Terbaik ia tidak akan merasa sombong karena ia menyadari Sang Al Mutakkabbir dan tidak akan putus asa karena ada Sang Maha ar Razaaq dan al Wahhaab.
Okey sekian dulu terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan ini......
Comments
Post a Comment