Bahasa Arab ‘Amiyah: Dalam Pandangan Para Linguis Arab
Ely S. & Diadara S.
Bahasa Arab ‘amiyah adalah bahasa yang
“menyalahi” kaidah-kaidah orisinil bahasa fusha. Dengan kata lain, bahasa
‘amiyah adalah “bahasa dalam penyimpangan” setelah sebelumnya merupakan
fenomena penyimpangan dalam (sebuah) bahasa (al-Rafi’i, 1974: 234).
Senada dengan pendapat sebelumnya, Naqah
(1985: 36) menyatakan bahwa bahasa ‘amiyah merupakan bahasa yang kosakata serta
pikirannya sempit, dan bahasa tersebut berbilang serta bahasanya berbeda atau
berlainan satu dengan yang lainnya, dari satu provinsi dengan provinsi lainnya
pun berbeda walaupun dalam satu Negara seakan- akan bahasa ‘amiyah ini tidak
mempunyai patokan.
Berkenaan dengan ke-dua pendapat di atas, bahasa ammiyah adalah
ragam bahasa yang digunakan untuk urusan-urusan biasa sehari-hari.
Bahasa amiyah ini menurut kalangan linguis modern, dikenal dengan sejumlah nama
semisal : al-lughāt al-ammiyah, asy-syakl al-lughawy al-dārij, al-lahajāt
al-syā’i’ah, al-lughah al-mahkiyah, al-lahajāt al-arabiyah al- ammiyah,
al-lahajāt al-dārijah, al-lahajāt al-‘ammiyah, al-arabiyah al- ammiyah,
al-lughah al-dārijah, al-kalām al-darij, al-kalām al- ‘ammiy, dan lughah
al-sya’b (Ya’kub, 1982: 144).
Fiddaroini (2007) dalam pidato inaugurasi
professornya mengemukakan bahwa bahasa Arab 'amiyah itu ada dua. Pertama,
bahasa Arab 'amiyah yang belum disepakati pemakaiannya oleh semua suku Arab,
dikenal dengan bahasa Arab yaumiah (harian) bahkan suqiyah (pasaran), dan ada
juga yang menyebutnya dengan bahasa Arab kolukwial atau dialek lisan setempat. ,
dan yang kedua adalah bahasa Arab 'amiyah yang berasal dari bahasa
standar tetapi sudah tidak lagi mengikuti aturan bahasa Arab standar. Bahasa
Arab 'amiyah yang pertama bisa meningkat statusnya.
Bahasa Arab 'amiyah yang pertama bisa
meningkat statusnya menjadi bahasa Arab fusha karena bisa diterima oleh semua
suku Arab. Misalnya kata haliib dalam dialek lokal Damaskus yang memiliki arti sama dengan kata laban dalam dialek Kairo,
yang berarti susu. Kedua kata itu sering dipakai oleh suku-suku Arab dan memiliki
bentuknya dalam tulisan serta mengikuti aturan tata bahasa bahasa Arab fusha.
Kata haliib dan laban ini merupakan contoh bahasa Arab 'amiyah yang
disebut kolukwial yang statusnya me-ningkat menjadi bahasa Arab standar. Kedua
kata yang berbeda itu akhirnya dipakai dalam bahasa Arab standar
menjadi sinonim.
Bahasa Arab 'amiyah yang kedua sering
dipakai secara lisan, jarang dan bahkan tidak pernah memiliki bentuknya dalam
tulisan. Bahasa Arab 'amiyah ini biasanya diucapkan secara terpotong-potong.
Setiap kosakata tidak disusun beraturan meskipun dapat dipahami sebagai suatu
kalimat sempurna. Keadaan demikian menyebabkan bahasa tersebut pantas untuk
disebut sebagai bahasa 'amiyah dengan konotasi bahasa santai untuk orang-orang
awam. Bahasa Arab ini sering dipergunakan dalam percakapan singkat-singkat
dan tidak memerlukan pemikiran mendalam.
Jadi, bahasa Arab ‘amiyah macam kedua ini
pada mulanya berasal dari bahasa Arab fusha tetapi dipakai dengan seenaknya
secara bebas tanpa terikat aturan dengan asumsi bahwa yang penting sudah dapat
dipahami. Misalnya ucapan "Malis'", bila diucapkan dengan baik maka
bunyinya "Ma 'alaihi syai'", artinya "Tidak ada masalah".
Tampak bahwa bahasa Arab ‘Amiyah ini
adalah bahasa fusha yang dirusak (dipotong-potong dengan seenaknya).
http://idhaatululuum.blogspot.co.id/2015/12/bahasa-amiyah-kelahirannya.html
http://idhaatululuum.blogspot.co.id/2015/12/bahasa-amiyah-kelahirannya.html
Comments
Post a Comment