Apakah Lafad-Lafad Isyarah (Kata Tunjuk) Hadir Setelah Isim Mausul (Kata Penghubung)?

Diadara S.I.
Para ahli nahwu Kufah berpendapat bahwa هذا dan yang termasuk isim isyarah lainnya maknanya menjadi الذي. Sebagaimana contoh perkataan هذا قال ذاك زيد yang memiliki makna الذي قال ذاك زيد. Sedangkan para ahli nahwu Basrah berpendapat bahwa kata tersebut tidak bermakna الذي, begitupula berlaku pada seluruh asmaa al-isyarah maknanya tidak menjadi asmaa al-mausulah.
Adapun para ahli nahwu Kufah mereka memberikan alasan dengan mengatakan : bahwasanya kami mengatakan demikian karena hal tersebut telah ada dalam kitab Allah ta’ala dan perkataan orang Arab, sebagaimana Firman Allah: ثم أنتم هؤلاء تقتلون أنفسكم)) dan taqdir dari ayat tersebut ialah ثم أنتم الذين تقتلون أنفسكم)). Maka kata أنتم  dalam ayat tersebut berkedudukan sebagai mubtada, هؤلاء menjadi khabarnya sedangkan تقتلون menjadi shilah atau penghubung dari هؤلاء. Begitupula dengan firman Allah:جادلتم عنهم في الحياة الدنيا )  ها أنتم هؤلاء dan taqdir dari ayat tersebut ialah ها أنتم الذين جادلتم عنهمMaka kata أنتم  dalam ayat tersebut berkedudukan sebagai mubtada, هؤلاء menjadi khabarnya sedangkan   جادلتم  menjadi shilah atau penghubung dari هؤلاء. Dan pada ayat yang lain Dia berfirman وما تلك بيمينك يا موسى  dan taqdir dalam ayat tersebut ialah ما التي بيمينك. Adapun ما berkedudukan sebagai mubtada, dan تلك  menjadi khabarnya, sedangkan بيمينك berkedudukan sebagai shilah atau penghubung dari تلك.
Selanjutnya argumentasi yang dikemukakan oleh orang-orang Basrah mengenai hal tersebut ialah bahwa makna asal lafad هذا serta isim-ism isyarah lainnya ialah menunjukan kepada makna isyarah. Sedangkan الذي serta isim-isim mausul lainnya tidak menunjukan kepada makna isyarah, sehingga tidak sepantasnya makna isim al isyarah dibawa kepada makna isim al mausul. Hal ini berdasarkan kepada dua kriteria, yakni: asal makna tersebut dan istishab al hal.
Orang-orang Basrah menjawab atas argumentansi orang-orang Kufah yang mengatakan bahwa ثم أنتم هؤلاء تقتلون أنفسكم taqdir dari ayat tersebut ialah ثم أنتم الذين تقتلون أنفسكم)). Maka kata أنتم   dalam ayat tersebut berkedudukan sebagai mubtada, هؤلاء menjadi khabarnya sedangkan تقتلون menjadi shilah atau penghubung dari هؤلاء. Melalui tiga argumentasi yang salah satunya ialah bahwa lafad هؤلاء tetap maknanya sebagai isim al isyarah tidak bermakna الذي sebagaimana yang mereka kira, dan lafad هؤلاء itu dalam keadaan nasab dikarenakan ikhtishos (pengkhususan). Diperkirakan terdapat lafad أعنى  sehingga menjadi أعنى هؤلاء .

Comments

Popular posts from this blog

Ilmu Badi' علم البديع

المشاكلة في البلاغة

KAJIAN BALAGHAH: JINAS