Hukum Hukum Memandikan Jenazah Part 1

HFD
A. Memandikan orang mati merupakan Fardhu kifayah. Hasil ijma' ulama fiqih.
B. Lebih utama jenazah itu dimandikan dalam baju kurung (dalam keadaan berpakaian). Pendapat ini disetujui Ahmad. Kata Abu Hanifah dan Malik : dilepaskan pakaian dan ditutupi pada aurat saja. Amat utama dimandikan di udara terbuka di luar rumah.
Demikian juga pendapat Syafi'i. Akan tetapi ada juga yang berkata bahwa yang lebih utama itu dimandikan dibawah loteng.
C. Diutamakan menggunakan air dingin, terkecuali di musim yang sangat dingin atau sangat kotor. Menurut pendapat Abu Hanifah: lebih diutamakan air panas (hangat).
D. Dibolehkan istri memandikan suaminya. Pendapat ini disetujui oleh keempat imam madzhab.
E. Dibolehkan suami memandikan istrinya. Pendapat ini disetujui Malik dan Ahmad. Kata abh Hanifah: tidak boleh.
F. Kalau mati seaeorang perempuan dan tak ada di situ kecuali seorang lelaki yang bukan kerabatnya dan kalau mati seorang lelaki dan dan tak ada pula disitu kecuali seorang wanita yang bukan kerabatnya pula, maka orang orang tersebut ditayammumkan. Ini pendapat abu Hanifah dan Malik. Menurut suatu pendapat Ahmad yang memandikan itu membalut tangannya. Pendapat Ahmad ini terdapat juga dalam salah satu pendapat asy Syafi'i. Kata al 'Auza'i: dikuburkan dengan tidak dimandikan dan ditayamumkan.

Comments

Popular posts from this blog

Ilmu Badi' علم البديع

المشاكلة في البلاغة

Shalawat Istri Nu Bakti