ULAMA KALAM SYIAH DARI KELUARGA AN NAUBACHT
Hilman Fitri S.Pd
Telah kita ketahui bahwasannya ilmu kalam dalam
permasalahan yang berkaitan dengan aqidah diniyah timbul dikarenakan adanya
diskusi dan perdebatan di antara golongan Syiah dan Mu’tazilah. Demikian pula
pembahasan imamah yang merupakan bidang politik dari ilmu kalam munculnya
disebabkan pula dari adanya diskusi dan perdebatan di antara Syiah dan
lawan-lawannya yakni golongan Khawarij, Mu’tazilah, dan ahlus Sunnah.
Setelah terjadi berbagai perdebatan dan diskusi yang
sengit maka muncullah beberapa orang penulis dari golongan Syiah untuk
menguatkan madzhab dan membelanya. Diantara yang terkenal ialah keluarga
Naubacht. Mereka ini orang-orang yang berasal dari Persia. Orang yang terkenal
dari keluarga Naubacht ini ialah Abu Sahal an Naubacht. Mengenai dirinya Ibnu
Nadim dalam kitabnya al Fihrist berkata: “Abu Sahal ini adalah seorang ulama
besar Syi’ah dan sangat pandai. Diantara hasil karyanya ialah al Istifa’ fil
Imamah, at Tanbih fil Imamah.”
Berdasarkan catatan ini memberi petunjuk penting kepada
kita bahwa permulaan orang-orang yang memulai menulis kitab dalam bidang
imamah secara ilmiah dan yang mula-mula
mengemukakan dalil-dalil yang logis, baik dalil yang didasari agama, ataupun
yang didasari ‘aqal ialah ‘ulama Syiah.
Maka orang Syiah lah yang mempunyai keutamaan di dalam
mewujudkan ilmu yang dinamakan Imamah. Merekalah yang memberikan tempat yang
tersendiri bagi pembahasan imamah dalam ilmu kalam.
Selain itu, mereka pula yang memilih istilah-istilah
ilmiyah pada permasalahan imamah ini bahkan mereka pula yang menamakan ilmu ini
dengan nama Imamah. Mereka pula yang membagi-bagi ilmu ini, serta menggariskan
batasan-batasannya. Hal ini menjelaskan kepada kita sebabnya ilmu imamah atau
ilmu nazhariyyah as siyasiyyah al islamiyyah ini terbatas dalam daerah yang
tertentu, tidak melingkupi seluruh masalah penting lainnya yang patut dibahas.
Ketika orang-orang Syiah telah meletakkan dasar yang
pertama dalam ilmu imamah ini, Maka kewajiban golongan lainnya ialah memenuhi
kekosongan yang belum terisi dan menyempurnakan pengembangannya. Akan tetapi
golongan yang lain membatasi dirinya pada menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
dikemukakan oleh orang-orang Syiah atau menolak pendapat-pendapat orang-orang
Syiah hingga pembahasan itu merupakan soal-jawab belaka.
Comments
Post a Comment