KEIKHLASAN DALAM BERIBADAH
Hilman Fitri S.Pd
العلم بالتعلّم ليس بالتّهليم
“Ilmu itu digapai dengan belajar bukan dengan angan-angan”
1. Ruang Lingkup Pembahasan
a. Q. S al An’aam: 162-163
b. Q.S al Bayyinah: 5
2. Penjelasan Q.S al An’am : 162-163
a. Bacaan dan Terjemahan
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (162) لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ (163)
162. Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
163. tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”.
إنّ = Gunnah dengan dengung karena nun ber-syiddah
صلاتي = Mad Tabi’ii panjang 2 harakat karena fathah di atas huruf lam menghadapi alif mati dan kasrah di bawah huruf ta menghadapi ya mati
لله = Lafadz jalalah dan mad badal dibaca laa seperti biasa dan panjang 2 harakat karena sebelumnya bertanda saksi kasrah dan fathah tegak
شريك = Tarqiq ri dibaca ringan bordering karena huruf ra’ bertanda saksi kasrah
له = Mad Silah, lahuu (dibaca panjang 2 harakat) karena dhammahnya terbalik di atas huruf ha’
b. Penjelasan
Berikut ini penjelasan secara singkat isi kandungan ayat tersebut:
1) Suruhan Allah SWT kepada setiap individu manusia (muslim/ muslimah) untuk berkeyakinan bahwa shalatnya, segala bentuk peribadahannya, hidupnya, dan matinya adalah semata-mata untuk Alah SWT.
2) Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya dan Pencipta, Pemelihara, serta Pengatur alam semesta berikut segala isinya.
3) Suruhan Allah SWT kepada setiap individu manusia (muslim dan muslimah) untuk berlaku ikhlas dalam berkeyakinan (berakidah), beribadah, dan beramal, serta menjadi orang pertama dalam kaumnya yang berserah diri kepada-Nya. (Syamsuri, 2007: 21)
4) Melalui ayat di atas, Nabi saw, diperintahkan untuk menyebutkan empat hal yang berkaitan dengan wujud dan aktivitas beliau yaitu salat dan ibadah, serta hidup dan mati. Kedua hal yang pertama bersifat ikhtiyari (kalau ia mau akan didirikannya kalau tidak ia meninggalkannya. Ini berbeda dengan kedua hal yang kedua, dimana keduanya di tangan Allah SWT, manusia tidak memiliki pilihan dalam kedua hal ini. (Yunan, 2010: 14)
Adapun bentuk sikap serta perilaku yang mengamalkan ayat tersebut seperti berikut:
1) Menyerahkan hidup dan matinya kepada Allah SWT.
2) Memelihara diri dari bersikap dan berprilaku syirik, karena Allah SWT tidak akan mengampuni pelaku dosa syirik.
3) Melandasi ibadah salatnya dan semua ibadah lainnya dengan niat ikhlas untuk memperoleh ridha Allah SWT semata, dan sama sekali tidak mengharapkan sanjungan orang lain atau keuntungan dunia. (Syamsuri, 2007: 21)
4) Meyakini bahwa apa yang diperintahkan Allah SWT kepada Nabi SAW untuk disampaikan sesuai dengan tuntunan nalar dan kenyataan hidup. (Yunan, 2010: 14)
3. Penjelasan Q.S al Bayyinah : 5
a. Bacaan dan Terjemahan
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.
[1595] Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.
ومآ أمروآ إلا = Mad jaiz munfasil dibaca panjang 2- 5 harakat fathah di atas huruf mim menghadapi alif mati dan hamzah pada lain kalimat
ليعبدواالله = Tafkhiim panjang 2 harakat karena huruf sebelumnya bertanda saksi dhammah
حنفآء = Mad wajib muttasil panjang lima harakat karena huruf mad menghadapi huruf hamzah dalam satu kata
الصّلوة = Mad badal panjang 2 harakat karena saksi wawu dibaca alif
b. Penjelasan
Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai Q.S al Bayyinah: 5:
1) ikhlas dalam ayat ini ialah suatu upaya memurnikan dan menyucikan hati sehingga benar-benar hanya terarah kepada Allah semata, sedangkan sebelum keberhasilan usaha itu, hati masih diliputi atau dihinggapi oleh sesuatu selain Allah, seperti pamrih dan semacamnya.
2) Ajaran Islam merupakan ajaran yang berada pada posisi tengah, tidak cenderung kepada materialism yang mengabaikan hal-hal yang bersifat spiritual, tetapi tidak juga pada spritualisme murni yang mengabaikan hal-hal yang bersifat material.
3) Pentingnya menjalin hubungan baik dengan Allah SWT dan hubungan baik dengan manusia melalui shalat dan zakat, sebagai hikmah dari penyebutannya setelah kata perintah ibadah. (Yunan, 2010: 15-16)
4) Semua perbuatan baik, bahkan semua kesenangan yang halal seperti makan, minum, berolahraga atau yang lainnya bila dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah SWT tentu akan memperoleh pahala ibadah. Apalagi kegiatan menuntut ilmu. (Syamsuri, 2007: 23)
Referensi:
Syamsuri. 2007. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Yunan, Aswin. 2010. Teladan Sempurna Pendidikan Agama Islam 1. Solo: Platinum.
Comments
Post a Comment