Jagalah Lisanmu Bung!


Hilman Fitri
(Pendidik Hadis, Alquran dan Bahasa Arab di SDIT Uswatun Hasanah Kota Banjar)
Allah swt melarang kita dari ucapan dan perbuatan yang tidak kita ketahui ilmunya, karena setiap perbuatan dan ucapan akan dimintai pertanggungjawab. Allah swt berfirman dalam Q.S. Al Israa ayat 36 sebagai berikut:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
“dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”
Yakni, janganlah kamu katakana apa yang telah kamu ketahui (Ibn Katsir, 3:39; al Baghawi, 5:92).
Dalam hadis juga disebutkan bahwa Abu Musa Al Asy’ari r.a. pernah bertanya kepada Rasulullah saw.
قلت رسول الله أي المسلمين أفضل قال من سلم المسلمون من لسانه و يده
“Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah di antara kaum muslimin yang paling utama?” Beliau menjawab, “Yaitu orang-orang yang muslimin lainnya selamat dari (gangguan) lisannya dan tangannya.” (H.R. Muttafaq’alaih)
Selain Abu Musa al Asy’ari, Abu Hurairah r.a. juga meriwayatkan bahwa ia mendengar Nabi saw bersabda:
إن العبد ليتكلم بالكلمة ما يتبين فيها يزل بها في النار أبعد مما بين المشرق و المغرب
“Seorang hamba benar-benar akan mengucapkan suatu perkataam yang tidak ia pikirkan yang karenanya ia terjerumus ke dalam neraka sejauh antara jarak timur dan barat.” (H.R. Muttafaq ‘Alaih)
Makna sabda beliau “Yang tidak ia pikirkan” ialah yang tidak ia pikirkan apakah ia baik atau tidak.
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Sufyan bin Abdillah r.a. meminta nasihat kepada Rasulullah saw. ia berkata:
يا رسول الله حدثني بأمر أعتصم به. قال: قل آمنت بالله ثم استقم. قلت: يا رسول الله ما أخوف ما تخاف علي؟ فأخذ بلسان نفسه ثم قال: هذا.
“Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku suatu perkara yang harus aku jadikan pegangan.” Rasulullah saw bersabda, “Katakanlah, ‘Aku beriman kepada Allah kemudian beristiqamahlah’.” Aku bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, apa yang paling Anda takutkan pada diriku?” Beliau pun memegang lidahnya seraya menjawab, “Ini.” (H.R. Tirmidzi)
Selain Sufyan bin Abdillah, Uqbah bin Amir r.a. juga pernah bertanya kepada Rasulullah saw. tentang kunci keselamatan, ia berkata:
يا رسول الله ما النجاة؟ قال: أمسك عليك لسانك وليسعك بيتك وابك على خطيئتك
“Wahai Rasulullah, apa itu keselamatan?” Beliau menjawab, “Jagalah lisanmu hendaklah rumahmu membuatmu lapang dan menangislah lantaran dosa dosamu.” (H.R. Tirmidzi)
Menjaga lisan dari terjerumus ke dalam hal-hal yang haram dan perkataan yang tidak bermanfaat, mengandung kebaikan yang besar dan keselamatan di dunia maupun di akhirat. Karena itulah, Rasulullah saw memotivasi untuk menjaga lisan dan memberi petunjuk bahwa menjaga lisan merupakan jalan terbesar untuk menuju keselamatan.
Dari penjelasan ini, dapat kita petik beberapa pelajaran, yaitu:
1. Kesempurnaan Islam seseorang itu ditandai dengan menahan lisannya dari menyakiti kaum muslimin.
2. Menjaga lisan merupakan sebab keselamatan.
3. Seseorang adakalanya masuk ke dalam neraka dikarenakan perkataan yang tidak ia perhatikan (baik atau tidaknya).

Comments

Popular posts from this blog

Ilmu Badi' علم البديع

المشاكلة في البلاغة

Shalawat Istri Nu Bakti