Datangnya Ajal
Hilman Fitri, S.Pd
Pendidik B.Arab. Hadis. Tahfidzul Quran di SDIT Uswatun Hasanah Kota Banjar
Ajal atau waktu kematian suatu hal yang pasti datangnya pada setiap makhluk yang bernyawa atau bernafas. Hal ini dikarenakan Allah berfirman kullu nafsin dzaaiqotul maut (setiap yang bernyawa pasti akan merasakan atau mencicipi kematian). Oleh sebab itu, hendaklah kalian senantiasa mengingat akan sang penghancur kenikmatan (haadimil ladzaaat).
Namun dapatkah kita sebagai manusia mampu mempercepat dan memperlambat datangnya ajal?????.
Ajal kita ketahui merupakan bagian dari taqdir (suatu ketentuan atau ketetapan Allah atas setiap makhluk ciptaannya). Nah, taqdir ini secara umum terbagi 2 yakni taqdir mubram dan taqdir mu’allaq. Adapun taqdir mubram adalah suatu ketetapan atau ketentuan Allah yang tidak mungkin dapat diubah oleh setiap makhluknya, misalnya perputaran bumi yang mengitari matahari lalu bulan yang akan senantiasa mengitari bumi kapan pun karena itu merupakan sunnatullah dan Allah telah menegaskan bahwa laa tabdiila li sunnatillah (yakni tidak akan ada perubahan pada sunnah Allah). Lalu ada taqdir yang disebut taqdie mu’allaq yakni taqdir atau ketetapan Allah yang bisa di ubah oleh makhluk-Nya, misalnya rizki, hidup senang atau sedih lalu ajalnya.
Ketika saya mengatakan bahwa ajal termasuk kepada bagian taqdir mu’allaq maka berarti ajal itu bisa diubah oleh makhluk-Nya dalam arti bisa dipercepat dan bisa juga diperlambat.
Sebagai contoh ketika seorang mukmin telah ditetapkan ajalnya hari senin pagi akan meninggal dan semua hewan peliharaannya pun selama satu minggu tidak bergairah lagi makan pakan mereka karena mereka menyadari bahwa tuannya akan meninggalkannya dalam waktu dekat ini, lalu dia pada malam seninnya melakukan silaturahmi ke semua penduduk yang ada di desanya. Hal ini lalu menyebabkan Allah memperlambat datangnya ajal kepada orang tersebut dan hal itu pun membuat hewan hewan ternaknya bergairah lagi makan pakan mereka.
Ketika kita menelisik hadis hadis Rasulullah saw. Kita menemukan ada beberapa hadis rasul yang menerangkan bahwa “Barangsiapa yang menginginkan dipanjangkan umurnya dan dilapangkan rizkinya hendaklah ia memperbanyak silaturahmi dan sedekah.”
Dengan adanya dalil hadis tersebut menunjukkan ternyata kedatangan ajal seseorang itu bisa diperlambat melalui jalan memperbanyak silaturahmi dan sedekah. Lalu ketika kita ambil hukum mafhum mukhalafahnya maka kita dapati pemahaman bahwa ternyata ajalnya pun bisa dipercepat salah satunya melalui jalan bunuh diri.
Pendidik B.Arab. Hadis. Tahfidzul Quran di SDIT Uswatun Hasanah Kota Banjar
Ajal atau waktu kematian suatu hal yang pasti datangnya pada setiap makhluk yang bernyawa atau bernafas. Hal ini dikarenakan Allah berfirman kullu nafsin dzaaiqotul maut (setiap yang bernyawa pasti akan merasakan atau mencicipi kematian). Oleh sebab itu, hendaklah kalian senantiasa mengingat akan sang penghancur kenikmatan (haadimil ladzaaat).
Namun dapatkah kita sebagai manusia mampu mempercepat dan memperlambat datangnya ajal?????.
Ajal kita ketahui merupakan bagian dari taqdir (suatu ketentuan atau ketetapan Allah atas setiap makhluk ciptaannya). Nah, taqdir ini secara umum terbagi 2 yakni taqdir mubram dan taqdir mu’allaq. Adapun taqdir mubram adalah suatu ketetapan atau ketentuan Allah yang tidak mungkin dapat diubah oleh setiap makhluknya, misalnya perputaran bumi yang mengitari matahari lalu bulan yang akan senantiasa mengitari bumi kapan pun karena itu merupakan sunnatullah dan Allah telah menegaskan bahwa laa tabdiila li sunnatillah (yakni tidak akan ada perubahan pada sunnah Allah). Lalu ada taqdir yang disebut taqdie mu’allaq yakni taqdir atau ketetapan Allah yang bisa di ubah oleh makhluk-Nya, misalnya rizki, hidup senang atau sedih lalu ajalnya.
Ketika saya mengatakan bahwa ajal termasuk kepada bagian taqdir mu’allaq maka berarti ajal itu bisa diubah oleh makhluk-Nya dalam arti bisa dipercepat dan bisa juga diperlambat.
Sebagai contoh ketika seorang mukmin telah ditetapkan ajalnya hari senin pagi akan meninggal dan semua hewan peliharaannya pun selama satu minggu tidak bergairah lagi makan pakan mereka karena mereka menyadari bahwa tuannya akan meninggalkannya dalam waktu dekat ini, lalu dia pada malam seninnya melakukan silaturahmi ke semua penduduk yang ada di desanya. Hal ini lalu menyebabkan Allah memperlambat datangnya ajal kepada orang tersebut dan hal itu pun membuat hewan hewan ternaknya bergairah lagi makan pakan mereka.
Ketika kita menelisik hadis hadis Rasulullah saw. Kita menemukan ada beberapa hadis rasul yang menerangkan bahwa “Barangsiapa yang menginginkan dipanjangkan umurnya dan dilapangkan rizkinya hendaklah ia memperbanyak silaturahmi dan sedekah.”
Dengan adanya dalil hadis tersebut menunjukkan ternyata kedatangan ajal seseorang itu bisa diperlambat melalui jalan memperbanyak silaturahmi dan sedekah. Lalu ketika kita ambil hukum mafhum mukhalafahnya maka kita dapati pemahaman bahwa ternyata ajalnya pun bisa dipercepat salah satunya melalui jalan bunuh diri.
Comments
Post a Comment